Logo Bloomberg Technoz

Bahkan setelah Moody's Ratings menurunkan peringkat kredit teratas terakhir AS pada Jumat (16/5/2025), S&P 500 menguat usai turun pada sesi awal perdagangan Senin (19/5/2025) lantaran para pedagang tampaknya memperhitungkan dampak dari penurunan peringkat kredit AS.

"Orang-orang merasa cukup baik karena Anda belum melihat dampak dari tarif," kata Dimon. "Pasar turun 10%, kemudian kembali naik 10%; saya pikir itu adalah tingkat kepuasan diri yang luar biasa."

Jamie Dimon (Bloomberg)

Negosiasi tarif masih berlangsung dengan beberapa negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, India, dan Uni Eropa. Trump baru-baru ini menyetujui kerangka perdagangan dengan Inggris dan pengurangan tarif sementara dengan China untuk mengulur waktu perundingan kedua negara.

Bahkan dengan tingkat yang lebih rendah, pungutan tetap "cukup ekstrem," kata Dimon. "Tidak jelas bagaimana negara-negara akan merespons dan juga akan butuh waktu untuk meningkatkan manufaktur di AS," imbuhnya.  Dimon juga memberi petunjuk bahwa estimasi pendapatan perusahaan kemungkinan akan turun.

"Saya tidak yakin kita bisa memprediksi hasilnya dan saya yakin kemungkinan inflasi naik dan stagflasi sedikit lebih tinggi daripada yang diperkirakan orang lain," ujarnya, juga menegaskan bahwa risiko geopolitik tetap sangat tinggi.

Tegaskan Proyeksi

Namun, Dimon menyebut banknya akan baik-baik saja di tengah gejolak. Bank tetap berpegang pada perkiraannya untuk pendapatan bunga bersih setahun penuh—sebesar US$94,5 miliar—dan CFO Jeremy Barnum mengatakan pada Senin bahwa prospeknya "mungkin sedikit lebih baik daripada pendapatan kuartal pertama."

Dalam presentasi, JPMorgan mengatakan konsumen dan pelaku usaha kecil juga tetap sehat secara finansial. 

Sementara sentimen konsumen memburuk, Kepala Perbankan Konsumen dan Komunitas Marianne Lake mengatakan hal itu belum diterjemahkan ke dalam perubahan perilaku atau kebiasaan belanja.

Sebagai tanda sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kemerosotan tersebut, JPMorgan pada April mengatakan telah menambahkan US$973 juta ke dalam tumpukan uang yang mereka sisihkan untuk menutupi pinjaman yang bermasalah, jauh lebih besar dari perkiraan analis sekitar US$290 juta.

Volatilitas pasar kemungkinan besar akan menggerus bisnis perbankan investasi bank tersebut. Troy Rohrbaugh, salah satu CEO di bank komersial dan investasi JPMorgan, mengatakan pihaknya memperkirakan biaya perbankan investasi akan turun sekian persen pada pertengahan 2025 dibandingkan tahun lalu—lebih besar dari yang diprediksi para analis.

Dalam kesempatan yang sama, Doug Petno, salah satu pimpinan Rohrbaugh, mengungkap banyak klien "menginjak rem" di tengah volatilitas. Kebijakan Trump dan perang dagang globalnya telah menghambat merger dan akuisisi, bahkan beberapa rencana pencatatkan saham (IPO) juga ditunda.

Namun, Rohrbaugh menyampaikan JPMorgan memperkirakan pendapatan pasar—saham dan bisnis perdagangan dengan pendapatan tetap—akan meningkat hingga persentase di kisaran pertengahan hingga satu digit dibandingkan tahun sebelumnya.

Para pedagang saham bank JPMorgan memperoleh rekor keuntungan pada kuartal I-2025 karena mereka diuntungkan oleh turbulensi. Pekan lalu, Dimon mengatakan ia memperkirakan volatilitas akan terus berlanjut.

"Ada terlalu banyak hal di luar sana," tandas Dimon.

(bbn)

No more pages