Logo Bloomberg Technoz

BI Waspada Nilai Rupiah Dampak AS Terancam Gagal Bayar Utang

Krizia Putri Kinanti
25 May 2023 15:45

Gubernur BI, Perry Warjioyo mengumumkan hasil RDG Bulanan Mei 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Gubernur BI, Perry Warjioyo mengumumkan hasil RDG Bulanan Mei 2023. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan isu ancaman gagal bayar utang Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan risiko perekonomian global.

Menurut Perry isu negosiasi antara pemerintah dengan anggota kongres AS terkait batas atas utang (debt ceiling) yang terus bergulir hingga saat ini telah menyebabkan yield  atau imbal US Treasury (surat berharga pemerintah) AS terus meningkat. Peningkatan tersebut telah mendorong penguatan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang negara lain, termasuk rupiah.

"Saat ini fokus kebijakan BI adalah memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah untuk imported inflation dan memitigasi dampak rambatan negosiasi ," katanya dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur, Kamis (25/5/2023).

Perry mengatakan negosiasi kenaikan batas utang merupakan hal yang wajar dalam proses demokrasi AS

"Sudah sering terjadi bahwa negosiasi mengenai batasan debt ceiling, ini akan menentukan seberapa besar pemerintah AS yang sekarang boleh meningkatkan jumlah utangnya, sementara pemerintah satunya lagi tidak boleh meningkatkan lebih tinggi karena akan menurunkan expenditure," katanya