Komentarnya menggaungkan pernyataan Menteri Luar Negeri Wang Yi pada Maret, yang mengatakan seluruh pihak dalam konflik menginginkan "kesepakatan damai yang adil dan tahan lama yang mengikat dan diterima oleh seluruh pihak."
Pada Februari 2023, China menyusun rencana 12 poin untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina. Namun, sekutu-sekutu Kyiv dengan cepat menolak blueprint tersebut, yang akan mengakhiri sanksi terhadap Moskow, tapi pada saat yang sama membiarkan pasukan Rusia di wilayah Ukraina.
Namun, sejak saat itu, komentar Presiden AS Donald Trump mengenai perang tersebut mengindikasikan bahwa ia mungkin akan memberikan konsesi serupa kepada Moskow.
Xi sedang dalam kunjungan empat hari ke Moskow saat Rusia memperingati 80 tahun kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Pemimpin Brasil Luiz Inacio Lula de Silva dan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico termasuk di antara para pemimpin dari sekitar 20 negara yang bergabung dengan Putin di parade Hari Kemenangan tahunan pada Jumat (9/5/2025) di Lapangan Merah Moskow.
Pernyataan Xi juga muncul setelah Trump mengatakan bahwa "wajar" baginya untuk meminta bantuan China dalam mencapai kesepakatan antara Ukraina dan Rusia.
Dalam unggahan di media sosialnya, pemimpin AS itu menyerukan gencatan senjata selama 30 hari untuk membuka jalan perundingan, sambil mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut jika gencatan senjata dilanggar.
China dan AS akan mengadakan pembicaraan akhir pekan ini di Jenewa, Swiss. Meski pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan apakah akan memangkas tarif dagang secara signifikan, para pejabat di Beijing bersikap lebih lebih hati-hati, mendesak AS mencabut pungutan sepihak atas barang-barang China.
Pemerintahan Xi baru-baru ini berusaha memperbaiki hubungan dengan Uni Eropa, memposisikan dirinya sebagai mitra yang bisa diandalkan karena Trump mengasingkan blok tersebut.
Beijing dan Brussels telah mencabut pembatasan pada pertukaran timbal balik. Sementara Xi awal pekan ini menyerukan agar kedua belah pihak "mengelola dengan baik" perbedaan dan bersama-sama menolak "intimidasi sepihak."
(bbn)
