Logo Bloomberg Technoz

Tekanan Trump dan OPEC+, Sektor Hulu Minyak RI Bisa Terguncang

Mis Fransiska Dewi
06 May 2025 11:20

Crude oil leaks from an oil pumping jack in an oil field./Bloomberg-Andrey Rudakov
Crude oil leaks from an oil pumping jack in an oil field./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bloomberg Technoz, Jakarta – Industri hulu minyak di Indonesia diproyeksikan makin tertekan imbas sentimen tarif timbal balik oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan keputusan OPEC+ pada 3 Mei, untuk meningkatkan produksi sebanyak 411.000 barel per hari (bph) mulai Juni. 

Praktisi industri migas Hadi Ismoyo mengatakan sentimen tarif Trump hingga keputusan OPEC+ untuk menambah pasokan minyak memberikan tekanan terhadap harga minyak dunia ke depannya. Hal ini menjadi disinsentif bagi perusahaan migas untuk memacu produksi siap jual atau lifting.

“Jika kondisi penurunan harga ini terus dalam jangka menengah dan panjang terjadi, dan menyentuh angka di bawah US$30/barel, maka akan ada banyak WKP [wilayah kerja pertambangan] migas kita yang terguncang,” kata Hadi saat dihubungi, Selasa (6/5/2025). 

Hadi menjelaskan saat ini banyak biaya lifting kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak berada di level US$20—US$30 per barel.

Ketika dalam jangka menengah dan panjang harga menyentuh US$30/barel, net revenue atau pendapatan bersih di WKP migas tersebut akan nol atau bahkan minus. 

Ilustrasi minyak dunia. (Bloomberg)