BI Beber Dampak Tarif ke RI: Aliran Modal Keluar, Tekanan Rupiah
Dovana Hasiana
25 April 2025 06:00

Bloomberg Technoz, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat (AS) setidaknya memiliki dua dampak terhadap Indonesia, yakni aliran modal keluar dan tekanan terhadap rupiah.
Pertama, soal aliran modal keluar tinggi dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Perry menggarisbawahi kebijakan tarif dalam jangka pendek ini menciptakan ketidakpastian bagi para pelaku atau investor global. Walhasil, investor memindahkan portofolionya ke negara dan aset yang dianggap aman.
"Terjadi aliran modal yang keluar dari negara berkembang ke negara-negara yang dianggap aman, antara lain Eropa dan Jepang dan juga terhadap aset-aset yang dianggap aman yaitu obligasi pemerintah dari Eropa, Jepang dan juga emas," ujar Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan, Kamis (24/4/2025).

Sebagai gambaran, aliran masuk modal asing Indonesia sebesar US$1,6 miliar, terutama pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga akhir Maret 2025. Namun, sejak diumumkan tarif oleh AS, net outflow tercatat US$2,8 miliar hingga 21 April 2025.
"Ini tidak berkaitan atau disebabkan imbal hasil yang menarik atau perbedaan yield suku bunga dalam negeri maupun luar negeri. Namun, lebih karena risk appetite investor global yang sangat-sangat tinggi. Dengan demikian, mereka menarik modalnya tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari emerging market lain," ujarnya.