
Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah sempat bergejolak di pembukaan pasar setelah libur Idul Fitri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan tren positif pada awal minggu ketiga April 2025. Lonjakan IHSG didorong oleh kombinasi sentimen positif dari dalam dan luar negeri. Dari sisi global, penguatan bursa Asia dipicu oleh keputusan Presiden AS untuk menunda pengenaan tarif impor elektronik dari Tiongkok. Sementara dari domestik berembus kabar baik dari Bank Indonesia (BI).
BI melaporkan cadangan devisa per Maret 2025 mencapai US$157,1 miliar. Meningkat dibanding bulan sebelumnya sebesar US$154,5 miliar. Kenaikan ini dinilai pasar memperkuat ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas ekonomi makro nasional hingga memicu penguatan IHSG.
Perkembangan indeks saham menunjukkan betapa pentingnya investasi di pasar saham ditujukan bagi kebutuhan jangka panjang. Karena semakin panjang horizon investasi, makin optimal potensi keuntungan investasi. Agar investasi benar-benar memberikan hasil yang optimal, dibutuhkan strategi yang tepat, salah satunya adalah dengan berinvestasi secara rutin.
Dengan rutinitas ini, investor akan mendapatkan semua kesempatan saat pasar naik ataupun turun. Membeli portofolio dengan harga diskon saat pasar turun, dan mendapatkan potensi keuntungan saat pasar naik. Berinvestasi secara rutin berarti menyisihkan sejumlah uang secara berkala (misalnya bulanan) untuk dialokasikan ke instrumen investasi seperti saham, atau bisa juga instrumen pasar modal lainnya seperti reksa dana, atau obligasi.
Strategi ini dikenal juga dengan istilah dollar cost averaging (DCA), yaitu membeli aset investasi secara konsisten dalam jumlah tertentu tanpa terpengaruh fluktuasi harga pasar. Beberapa manfaat dari investasi rutin antara lain melatih investor dalam disiplin finansial. Dengan berinvestasi rutin, akan membentuk kebiasaan menyisihkan uang sejak awal, bukan menyisakan di akhir. Ini membuat pengelolaan keuangan lebih terstruktur.