Level tersebut tidak terlalu banyak berjarak dengan posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.815/US$, mengisyaratkan potensi tekanan masih ada walau mungkin dalam kisaran sempit.
Rupiah juga masih dibayangi oleh arus keluar modal asing dari pasar domestik. Di pasar saham, kendatipun IHSG kemarin ditutup menguat lebih dari 1%, pemodal asing masih melanjutkan aksi jual dengan nilai yang semakin besar, mencapai Rp2,47 triliun.
Nilai net sell asing kemarin menambah total penjualan saham pekan ini sebesar US$ 285 juta, sekitar Rp4,79 triliun.
Adapun di pasar surat utang negara, pada perdagangan Senin kemarin seperti data terakhir yang dilansir oleh Kementerian Keuangan, asing mencatat penjualan sekitar Rp430 miliar.
Investor domestik bangkit
Arus keluar modal asing yang terus berlanjut baik di pasar saham maupun surat utang, tak menyurutkan reli harga aset yang mengindikasikan investor domestik, termasuk dana-dana besar di pasar, kemungkinan sudah mulai masuk memborong.
Dalam lelang sukuk negara (SBSN) kemarin misalnya, nilai penawaran yang masuk dari pasar melejit hingga mencapai Rp36,13 triliun, naik 66,5% dibanding lelang sebelumnya.
Para investor memburu SBSN tenor pendek 2 tahun dan 4 tahun. Sementara tenor panjang tidak terlalu diminati.
Analis menilai, kuatnya minat investor dalam lelang kemarin dilatarbelakangi oleh faktor 'catch up' investor setelah lelang terakhir digelar pada awal Maret lantas terjeda libur panjang Lebaran.
"Faktor lain adalah peningkatan ekspektasi di tengah pelaku pasar bahwa Presiden AS Donald Trump telah siap bernegosiasi soal tarif, di mana dalam pernyataan terakhir ia menimbang untuk menunda tarif 25% untuk otomotif setelah melakukan pengecualian bea masuk untuk ponsel, komputer, mikrocip dan barang elektronik lain dari Tiongkok," kata tim analis Mega Capital Sekuritas dalam catatannya kemarin.
Tingginya minat investor dalam lelang sukuk kemarin mendorong pemerintah memenangkan tawaran masuk lebih banyak yaitu mencapai Rp12 triliun dari target Rp10 triliun.
Hari ini, Pemerintah RI juga akan menutup masa pemesanan SBN ritel seri Sukuk Tabungan ST014.
Pada Rabu ini, kalender ekonomi investor global juga akan mencermati beberapa agenda penting. Sejumlah data penting dirilis oleh Tiongkok, mulai dari kinerja pertumbuhan ekonomi Tiongkok kuartal 1-2025, disusul rilis data harga properti, penjualan ritel serta produksi industri.
Investor juga akan menunggu rilis data penjualan ritel AS, produksi industri, cadangan bisnis. Pidato Gubernur The Fed Jerome Powell di Economic Club di Chicago juga akan ditunggu oleh pelaku pasar di seluruh dunia.
(rui)




























