Vico Lomar, CEO Fore Kopi, menyebut bahwa konsistensi performa outlet menjadi kunci. Namun rencana ekspansi besar-besaran — target membuka 55 outlet baru tahun ini dan menggandakan jumlah gerai menjadi 600 dalam lima tahun — berisiko menambah beban operasional dan modal, terutama jika tidak diimbangi dengan cash flow yang sehat.
Dana IPO sebesar Rp353,44 miliar sebagian besar akan dialokasikan untuk ekspansi. Sekitar 76% digunakan untuk membuka 140 gerai baru, dan 18% dialirkan ke anak usaha PT Cipta Favorit Indonesia untuk pembukaan 30 outlet tambahan. Sisa dananya akan dipakai untuk modal kerja, termasuk biaya sewa dan bahan baku. Ini menunjukkan bahwa arus kas dari operasional sendiri masih belum cukup menopang rencana besar perusahaan.
Dengan tingkat utang yang tinggi, margin yang ketat, dan ekspansi agresif yang penuh risiko, IPO Fore mungkin terlihat manis di awal, tapi rasa pahit bisa datang lebih cepat dari yang diperkirakan investor.
(red)






























