“Saya rasa kebutuhan [gas] sangat kuat, jika kebutuhannya ada saya rasa meskipun kebijakan AS, kita tetap bisa merealisasikan proyek,” kata dia.
Kendati demikan, Ueda mengatakan, target onstream yang dipatok pemerintah pada 2029 mendatang relatif menantang untuk diesekusi.
Dia beralasan perlu waktu yang cukup intens untuk penyelesaian desain rekayasa awal (FEED) sampai masa rancang bangun dan kerekayasaan (EPC) proyek gas laut dalam tersebut.
“Biasanya perlu waktu sampai 2 tahun untuk masa FEED, dan 4 tahun sampai 5 tahun untuk EPC, saya perlu katakan target produksi perdana pada 2029 sangat menantang,” kata dia.
Seperti diketahui, Inpex Masela Ltd. memulai fase inisiasi desain rekayasa awal atau FEED untuk Onshore LNG Lapangan Abadi, Blok Masela, Rabu (9/4/2025).
Fase awal ini akan fokus pada pemilihan teknologi lisensor likuefaksi dan teknologi penggerak turbin gas. Keduanya diklaim menjadi elemen penting untuk mempercepat keseluruhan tahapan desain rekayasa awal proyek.
Rencananya, Inpex bersama dengan konsorsium Pertamina Hulu Energi Masela & Petronas Masela Sdn. Bhd bakal memulai tahapan FEED secara keseluruhan pada pertengahan tahun ini.
Menyitir situs resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), wilayah kerja (WK) Masela berlokasi di Laut Arafura atau 650 kilometer (km) dari Kepulauan Maluku dan 170 km dari Kepulauan Babar dan Tanimbar.
Lapangan Abadi Blok Masela diestimasikan memiliki puncak produksi sebesar 9,5 juta ton LNG per tahun (MTPA) dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (BCPD).
Kontrak ditandatangani pada 16 November 1998 dan berakhir pada November 2028 (30 tahun). WK Masela sudah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan kontrak selama 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055.
Pemegang hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Masela saat ini adalah Inpex Masela Limited dengan porsi 65%, sedangkan sisanya –sebanyak 35%– dipegang masing-masing oleh Pertamina Hulu Energi Masela sebesar 20% dan Petronas Masela Sdn. sebesar 15%.
Tenggat FID
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta Inpex Corporation untuk mempercepat keputusan investasi akhir atau final investment decision (FID) proyek Lapangan Abadi atau Blok Masela pada pertengahan 2026.
Target yang dipatok itu lebih cepat dari rencana keputusan investasi akhir yang ingin dikejar raksasa migas Jepang itu pada 2027.
Selanjutnya, SKK Migas mematok onstream Lapangan Abadi bisa dikerjar pada pertengahan 2029.
“Harus tahun depan, ini kan kita percepat,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto selepas seremoni Launching Initiation of Onshore Liquefied Natural Gas (OLNG) Feed Blok Masela, Rabu (9/4/2025).
Menurut Djoksis, sapaan Djoko, target yang diminta pemerintah itu relatif bisa dikejar operator blok, Inpex Masela Ltd dengan capaian FEED saat ini.
Dia beralasan sejumlah pekerjaan untuk OLNG, Subsea Umblical Riser & flowline (SURF) hingga gas export pipelines telah berjalan minimal 40% dari target awal tahun ini.
“Tadi kan sudah sekian persen, OLNG 40%, SURF 80%, gas export pipelines 80% tahun ini, jadi kita percepat,” kata Djoksis.
(naw/wdh)
































