Amblesnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham Big Caps.
Berikut selengkapnya berdasarkan data Bloomberg, Selasa.
- Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 49,45 poin
- Bank Central Asia (BBCA) menekan 40,91 poin
- Bank Mandiri (BMRI) menekan 38,64 poin
- Telkom Indonesia (TLKM) menekan 29,09 poin
- GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) menekan 26,49 poin
- Barito Renewables Energy (BREN) menekan 25,19 poin
- Amman Mineral Internasional (AMMN) menekan 24,32 poin
- DCI Indonesia (DCII) menekan 21,14 poin
- Astra International (ASII) menekan 14,07 poin
- Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menekan 13,32 poin
Adapun saham-saham barang baku lain juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) drop 14,7%, saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ambles 14,7% dan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga terjebak di zona merah dengan ambles 14,6%.
Disusul oleh pelemahan saham teknologi, saham PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) yang terjun bebas 13,9%, saham PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) ambles 13,8%, dan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang melemah 11,5%.
Ambrolnya IHSG siang hari ini terseret sentimen kegelisahan pasar di mana perang dagang akan menekan pertumbuhan ekonomi global. Dan belum ada tanda pembalikan ke arah positif.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Presiden AS Donald Trump mempertegas sikapnya setelah kebijakan tarif tinggi memicu balasan dari China. Kegelisahan utama pasar adalah apabila tidak ada langkah untuk meredakan ketegangan, maka perekonomian global berisiko jatuh ke jurang resesi.
Yang terbaru, Donald Trump mengatakan, ia tidak mempertimbangkan penghentian sementara rencana penerapan tarif tambahan yang menyeluruh pada puluhan negara.
“Kami tidak mempertimbangkan itu (negosiasi),” kata Trump pada hari Senin saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Ruang Oval.
“Bisa saja ada tarif permanen.”
Pelemahan Rupiah
Nilai tukar rupiah terus melemah. Sepanjang 2025, rupiah melemah 8,82% di hadapan dolar Amerika Serikat dan hingga sempat berada di atas level Rp 16.865/US$.
Pada perdagangan siang hari ini, Selasa, US$ 1 setara dengan Rp 16.835 dan menjadi yang terlemah di Asia.
Tekanan yang dihadapi oleh rupiah melanjutkan tren negatif yang terjadi di sepanjang tahun 2025, di mana tercatat arus keluar modal asing terus menerus keluar dari pasar keuangan Indonesia.
Lanskap pasar global semakin liar dengan ancaman baru Presiden AS Donald Trump pada China yang telah membalas dengan tarif 34% untuk barang-barang dari Negeri Paman Sam.
Trump mengancam akan mengenakan tarif impor tambahan sebesar 50% terhadap China, sembari mempersiapkan negosiasi dengan Jepang dan Israel, yang membuat pasar kesulitan memahami niatnya atas rencana tarifnya yang luas.
(fad)





























