Namun, pada Rabu, Trump menegaskan bahwa keinginan penduduk Greenland untuk menjadi bagian dari AS bukanlah prioritas utama.
“Saya tidak tahu. Saya tidak berpikir mereka menolak, tetapi kita harus melakukannya, dan kita harus meyakinkan mereka,” katanya.
Tekad Trump untuk menguasai Greenland telah memicu krisis diplomatik dengan Denmark, sekutu NATO, serta memperburuk ketegangan politik di pulau tersebut. Kunjungan Vance dijadwalkan sebelum partai-partai politik Greenland membentuk koalisi pemerintahan setelah pemilu umum bulan ini.
Vance dan istrinya dijadwalkan mengunjungi pangkalan militer AS yang terletak di barat laut terpencil Greenland. Mereka akan mendapatkan pengarahan tentang isu-isu keamanan nasional serta bertemu dengan personel militer Amerika.
“Senjata modern—coba lihat kapal-kapal yang berlayar di sekitar garis pantai mereka, jumlahnya ratusan. Tempat itu sangat sibuk, dan ini benar-benar sesuatu yang kita miliki,” kata Trump. “Tidak mungkin kita bisa mempertahankan wilayah yang luas di bumi ini, bukan hanya AS, tanpa Greenland.”
Awalnya, kunjungan Vance dikemas sebagai perjalanan keluarga dengan delegasi besar dari AS, termasuk agenda menonton balapan anjing kereta luncur nasional. Namun, beberapa kegiatan dibatalkan menyusul reaksi negatif dari warga setempat.
Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz dan Menteri Energi Chris Wright dikeluarkan dari daftar delegasi, begitu pula kunjungan ke kota Nuuk dan Sisimiut, di mana diperkirakan akan terjadi aksi protes anti-AS.
(bbn)
