Logo Bloomberg Technoz

Pada 2023, laba Medela Potentia kembali turun menjadi Rp305,89 miliar, berdasarkan laporan keuangan auditan. Pada 2024, laba perusahaan kembali turun 16,91% menjadi Rp254,17 miliar.

Sementara, pendapatan Medela Potentia sempat mencatatkan posisi tertingginya pada 2023 jika dihitung dari tahun buku 2021. Berikut perincian pendapatan bersih Medela Potentia.

  • 2021: Rp11,6 triliun
  • 2022: Rp11,69 triliun
  • 2023: Rp13,09 triliun
  • 2024: Rp10,79 triliun

Penggunan Dana IPO

Medela Potentia membawahi tiga entitas utama, yaitu PT Anugrah Argon Medica (AAM) dan Dynamic Argon Co. Ltd (DAC) untuk distribusi alat kesehatan, serta PT Djembatan Dua (DD) di bidang pemasaran. Selain itu, sejak akhir 2023, MDLA juga mengoperasikan pabrik pembalut luka melalui PT Deca Metric Medica (DMM).

Mayoritas dana IPO, atau sekitar 86,4%, akan dialokasikan ke AAM dalam bentuk pinjaman (70,6%) dan setoran modal (29,4%) untuk melunasi utang di PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), membeli tanah dan bangunan yang saat ini disewa, serta mendukung modal kerja.

Sementara itu, 10% dana IPO akan diberikan kepada DMM untuk pelunasan utang dan modal kerja, serta sisanya disalurkan ke PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA) guna memperluas kemitraan apotek dan mengembangkan aplikasi GoApotik.

Pasca-IPO, struktur kepemilikan saham MDLA akan terdiri dari Dr. Hetty Soetikno (65,95%), PT Ekon Prima (8,99%), Penerima Program MIP (0,09%), Peserta Program ESA (0,02%), dan masyarakat (24,96%). 

Dalam aksi ini, Mandiri Sekuritas dan Indopremier Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin emisi efek. Saham MDLA juga telah memperoleh status efek syariah.

Tahap book building dijadwalkan pada 11–17 Maret 2025, sedangkan penawaran umum berlangsung pada 27 Maret–11 April 2025. Jika sesuai rencana, saham MDLA akan resmi tercatat di bursa pada 15 April 2025.

(dhf)

No more pages