Saham-saham teknologi, saham energi, dan saham kesehatan jadi yang tertinggi kenaikannya pada hari ini, menguat mencapai 5,46%, 2,68%, dan 2,33%. Selanjutnya saham barang baku berhasil menguat hingga 2,23%.
Saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya saham PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) yang melesat 34,7%, saham PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) melonjak 34%, dan juga saham PT Electronic City Indonesia Tbk (ECII) melejit 28,4%.
Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) yang jatuh 25%, saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) ambruk 19,6%, dan saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) ambles 11,2%.
Sepanjang perdagangan hari ini, sejumlah Bursa Saham Asia kompak bergerak menghijau. Dipimpin oleh Hang Seng (Hong Kong), Shenzhen Comp. (China), PSEI (Filipina), CSI 300 (China), TOPIX (Jepang), Shanghai Composite (China), Ho Chi Minh Stock Exchange (Vietnam), SENSEX (India), NIKKEI 225 (Tokyo), Kospi (Korea Selatan), dan Straits Time (Singapura), yang masing-masing berhasil menguat 3,29%, 1,81%, 1,60%, 1,38%, 1,22%, 1,17%, 1,04%, 0,83%, 0,77%, 0,70%, dan 0,48%.
Adapun Bursa Saham Asia terpapar gerak positif yang menghijau dengan yang terjadi di New York. Pada perdagangan sebelumnya, 3 indeks utama di Wall Street kompak finish di zona penguatan.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menetap di zona hijau dengan kenaikan 1,14% dan juga S&P 500 yang menguat 1,12%. Lebih unggul, Nasdaq Composite berhasil menguat mencapai 1,46%.
Cerahnya IHSG dan Bursa Saham Asia efek langsung euforia dari kabar terbaru tarif perdagangan global melegakan pasar setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyetujui penundaan pungutan baru bagi produsen mobil di Meksiko dan Kanada.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gedung Putih mengatakan tarif mobil di Meksiko dan Kanada akan ditunda selama satu bulan. Setelah berunding dengan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, Juru Bicara Media Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump terbuka untuk mempertimbangkan pengecualian tarif tambahan.
Langkah terbaru ini diambil pemerintahnya pada Rabu setempat untuk memberikan keringanan pajak impor baru yang tinggi pada sektor-sektor tertentu.
Kemudian juga, Menteri Pertanian AS Brooke Rollins mengatakan kepada Bloomberg News, “Semuanya masih dalam pembahasan,” dan dia ‘Berharap’ Pemerintah AS bisa memutuskan untuk memberikan keringanan bagi sektor pertanian.
“Sejauh menyangkut pengecualian dan keringanan khusus untuk industri pertanian, mungkin untuk kalium dan pupuk, dan lain-lain — akan ditentukan kemudian,” kata Rollins di Gedung Putih.
“Kami percaya pada kepemimpinan presiden dalam hal ini. Saya tahu dia sangat fokus pada masalah ini.”
Rollins mendatangi Gedung Putih untuk bertemu dengan Trump dan para pejabat ekonomi lainnya guna membahas langkah-langkah ke depan.
Sentimen positif juga datang dari Asia, Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya memaparkan, Pemerintah China mengumumkan mereka bermaksud untuk menjaga pertumbuhan Ekonomi di kisaran 5% pada tahun 2025, sama dengan target tahun lalu.
“Tekad Pemerintah China untuk membidik target pertumbuhan Ekonomi yang tinggi telah membangkitkan harapan investor akan ada lebih banyak paket stimulus Ekonomi yang akan diluncurkan serta menambah optimisme yang dipicu oleh janji untuk meningkatkan penguasaan teknologi, mulai dari kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) hingga Komputasi Kuantum,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Presiden Xi Jinping juga mengisyaratkan tekad China untuk terus maju dengan target pertumbuhan yang ambisius tahun ini, meski ada perang dagang.
China menaikkan defisit anggaran umum ke level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade. Pasalnya Beijing meningkatkan pengeluaran untuk melawan dampak kenaikan tarif dari Amerika Serikat.
Menurut laporan kerja tahunan Perdana Menteri Li Qiang yang disampaikan kepada parlemen nasional pada Rabu, pemerintah menetapkan target defisit fiskal tahun ini menjadi 5,66 triliun yuan (mencapai US$780 miliar) atau sekitar 4% dari PDB.
Angka ini merupakan level tertinggi sejak perombakan pajak besar-besaran pada tahun 1994 yang mengubah anggaran pemerintah, dan kurang lebih sesuai dengan estimasi 4% dari para ekonom dalam survei Bloomberg. Li juga menetapkan target pertumbuhan sekitar 5%, target ambisius yang membutuhkan lebih banyak stimulus daripada tahun lalu untuk mencapainya.
(fad/wep)





























