Sebaliknya, pergerakan kurva imbal hasil naik untuk surat utang bertenor pendek, cenderung naik, indikasi tekanan pada harganya.
Yield SUN 1Y, yakni seri INDOGB yang tuah tempo pada 15 Februari 2026, pagi ini melompat hingga 14,3 basis poin menyentuh 6,672%. Begitu juga tenor 2Y yang naik 3,4 basis poin ke level 6,609%.
Kebangkitan harga aset-aset di pasar keuangan domestik itu, berlangsung ketika muncul beberapa data positif dari dalam negeri, di tengah masih tingginya ketidakpastian di lingkup global.
Masih kuatnya ketidakpastian di ranah pasar global, terutama seputar perang dagang yang memanas, disusul oleh ketegangan geopolitik baik di Eropa maupun di Timur Tengah, mungkin akan membuat rebound hari ini sifatnya temporer.
Terutama dengan masih besarnya risiko pelemahan nilai tukar rupiah ke depan, seiring dengan kedatangan musim pembayaran dividen pada Maret-April yang secara tradisional akan melejitkan permintaan valas sehingga potensial menekan rupiah lagi.
Namun, dengan rilis berbagai insentif pendukung konsumsi masyarakat, ada peluang akan ada perbaikan prospek pertumbuhan domestik. Faktor musiman Ramadan dan Lebaran yang mengerek konsumsi masyarakat, diharapkan bisa mendorong laju PDB pada kuartal II.
Survei Bloomberg terbaru memperkirakan, PDB Indonesia pada kuartal 1-2025 akan terkontraksi sebesar 0,90% quarter-to-quarter (qtq), lebih buruk dibanding prediksi sebelumnya yang masih memperkirakan akan ada pertumbuhan positif 0,20%.
Pada kuartal II-2025, ekonomi domestik diperkirakan tumbuh 3,60% qtq, juga lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya sebesar 2,60%.
Berikut ini rangkuman beberapa sentimen yang melingkupi pasar pada perdagangan Senin, pekan pertama Maret 2025:
- Aktivitas manufaktur RI melanjutkan ekspansi pada Februari, menyentuh angka 53,6, tertinggi sejak Maret 2024.
- Level output pada Februari juga naik menyentuh 54,4 dibanding 52,3 pada Januari, tertinggi sejak Mei 2024 dan ekspansi dalam empat bulan beruntun.
- Pemesanan baru juga naik ke level tertinggi sejak Maret 2024.
- JPMorgan menaikkan rekomendasi saham perbankan RI. Rekomendasi untuk BBRI naik dari Neutral menjadi Overweight dengan target harga Rp4.200. Rekomendasi serupa juga dikeluarkan untuk BBNI dengan target harga Rp4.600. Lalu, untuk BMRI juga dinaikkan dari Underweight menjadi Neutral dengan target harga Rp5.100.
- Kementerian Keuangan menerbitkan PMK 18/2025 yang menjadi dasar hukum penanggungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tiket pesawat kelas ekonomi sebesar 6%, berlaku 1 Maret-7 April 2025. Konsumen cukup membayar PPN tiket pesawat sebesar 5%.
- Presiden RI Prabowo Subianto menyiapkan sejumlah insentif untuk mendukung aktivitas konsumsi masyarakat saat Lebaran, di antaranya diskon tarif tol di ruas jalan utama mudik Lebaran.
- Kongres Rakyat Nasional China (NPC) akan digelar pekan ini di mana Pemerintah Tiongkok diperkirakan akan merilis sejumlah sikap dan kebijakan merespon perang dagang yang dipicu oleh AS.
- Aturan mandatori penempatan 100% Devisa Hasil Ekspor di Indonesia selama 12 bulan, sudah berlaku sejak 1 Maret 2025.
- Nilai arus modal asing yang keluar dari pasar saham domestik telah Rp22,21 triliun year-to-date, lalu sebesar Rp4,44 triliun year-to-date keluar dari pasar surat utang. Sedangkan di instrumen Sekuritas Rupiah (SRBI), modal asing masih membukukan net buy Rp7,67 triliun sepanjang tahun ini hingga data 27 Februari lalu.
- Indeks PMI Manufaktur dan nonmanufaktur China yang dilansir pemerintah setempat, membaik pada Februari.
- Kebijakan Pemerintah RI memakai harga batubara acuan (HBA) sebagai dasar penjualan ekspor, mendapat penolakan dari Tiongkok.
- Laporan inflasi PCE AS sesuai prediksi pasar, menaikkan ekspektasi terjadi pemangkasan bunga acuan The Fed hingga 3 kali tahun ini total sebanyak 75 basis poin.
- Konsensus Bloomberg memperkirakan inflasi IHK Indonesia pada Februari mencapai 0,11% month-on-month, dan sebesar 0,55% year-on-year, semakin turun dibanding Januari 0,76% yoy.
(rui/aji)



























