Logo Bloomberg Technoz

Sejarah Sritex, Raksasa Industri Tekstil RI yang Berakhir Ditutup

Pramesti Regita Cindy
01 March 2025 12:30

Buruh dan karyawan berkumpul di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). (Dok. PT. Sritex)
Buruh dan karyawan berkumpul di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). (Dok. PT. Sritex)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex Group akan resmi menutup seluruh operasional pabrik tekstilnya di Jawa Tengah pada 1 Maret 2025. Hal ini yang turut menyebabkan lebih dari 10 ribu pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Penutupan ini menandai akhir dari perjalanan panjang Sritex yang telah beroperasi sejak 1966. Sritex didirikan oleh H.M Lukminto sebagai usaha perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo. Dimulai dari bisnis kecil, perusahaan ini terus berkembang hingga membuka pabrik cetak pada tahun 1968 yang menghasilkan kain putih dan berwarna. 

Dalam kurun waktu beberapa dekade, perusahaan ini berhasil bertransformasi menjadi pemain utama di industri tekstil nasional, bahkan internasional.


Salah satu momen penting dalam sejarah Sritex adalah pada tahun 1984, ketika perusahaan ini mendapatkan kepercayaan untuk memproduksi seragam bagi pasukan negara-negara di bawah NATO. Mandat ini tidak hanya membawa nama Sritex ke panggung dunia, tetapi juga menjadi titik balik dalam ekspansi bisnisnya.

Sejarah Sritex:

1966: Sritex didirikan oleh H.M Lukminto sebagai perusahaan perdagangan tradisional di Pasar Klewer, Solo.