Logo Bloomberg Technoz

Akan tetapi, kata Ristadi, angkatan kerja saat ini lebih banyak terserap ke sektor-sektor informal. Hal tersebut sesuai dengan laporan sensus ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2023 bahwa persentase pekerja informal naik dari 54% dari sensus pada Agustus 2022 menjadi 60% dalam sensus terakhir.

Ilustrasi Pabrik Tekstil. (Dimas Ardian/Bloomberg)


BPS mencatat jumlah pekerja informal dalam sensus terakhir mencapai 83,34  juta orang dari total penduduk bekerja sebanyak 138,53 juta orang. Jika dibandingkan dengan sensus Februari 2022, angka tersebut naik 0,15% dari 81,33 juta orang.

“[Pekerja informal] itu kalau dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 142 juta orang, artinya ada sekitar 8 juta orang yang bergeser dari sektor formal ke informal. Atau angkatan kerja baru yang tidak masuk sektor formal, tetapi menekuni pekerjaan di sektor formal,” kata Ristadi.

Mengacu pada data tersebut, dia berharap BPS dapat mengkaji lebih jauh alasan di balik makin tingginya pekerja sektor informal, termasuk kemungkinan para korban PHK sektor TPT yang lantas bergeser ke bidang-bidang kerja informal.

“Rilis BPS itu [menyatakan] angka pengangguran turun sekitar 400.000-an orang. Namun, itu bukan dari sektor TPT.  Kalau di sektor TPT sendiri, BPS tahu tidak jumlah industrinya berapa? Kemudian, tahu tidak seluruh jumlah pekerjanya berapa? Lalu, pernah tidak sensus ke pabrik-pabrik TPT,  berapa orang yang dirumahkan dan di-PHK? Berapa yang direlokasi? Berapa perusahaan yang gulung tikar dengan berbagai sebabnya?”

Dia memperkirakan kondisi riil pekerja sektor pertekstilan yang mengalami PHK mencapai jutaan orang. Terlebih, banyak perusahaan sektor tersebut yang tidak melaporkan kondisi ketenagakerjaannya.

“ Karena pengusaha-pengusaha tekstil yang jumlah karyawannya ratusan atau ribuan itu malas melaporkan [pekerja] yang di PHK ke pemerintah. Ribet prosedurnya. Mereka begitu,” tutur Ristadi.

Pengunjung memilih pakaian di pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (17/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Sekadar catatan, berdasarkan sensus ketenagakerjaan Februari 2023 yang dilansir pada 5 Mei, BPS melaporkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 5,45%, turun dari Februari 2022 yang sebesar 5,83% dan menjadi yang terendah sejak Februari 2020.

Deputi Kepala BPS Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud tidak menampik memang terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur akibat lesunya industri tekstil.

"Jadi secara umum penduduk bekerja di sektor industri meningkat, tetapi penduduk yang bekerja sebagai buruh karyawan di sektor manufaktur mengalami penurunan, terutama di subsektor manufaktur tekstil dan kulit alas kaki," katanya.

Kendati industri tekstil mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja, Edy menyebut penyerapan tenaga kerja mengalami peningkatan di tiga sektor lapangan pekerjaan lain.

(wdh)

No more pages