Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, perkembangan harga minyak nabati lainnya juga mempengaruhi harga CPO. Akhir pekan lalu, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) naik 0,13%. Sedangkan di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) menguat 0,93%.

Adapun harga minyak biji bunga matahari melesat 1,05%. Lalu harga minyak rapeseed terangkat 0,71%.

Saat harga minyak nabati lainnya makin mahal, maka keuntungan beralih ke CPO jadi meningkat. Sebab, berbagai komoditas ini bersifat saling menggantikan.

Seorang pekerja memanen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor di Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Analisis Teknikal

Jadi bagaimana dengan perkiraan harga CPO untuk minggu ini? Apakah mungkin ada kenaikan 5 minggu berturut-turut?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih menghuni zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 54,24. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 24,39. Menempati area jual (short) yang bahkan sudah hampir mencapai titik jenuh.

Dengan demikian, harga CPO masih berpeluang naik lagi. Target resisten terdekat adalah Moving Average (MA) 5 di MYR 4.606/ton. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 4.734/ton bisa menjadi target berikutnya.

Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di MYR 4.781/ton.

Kemudian target support terdekat ada di MYR 4.444/ton. Penembusan di titik ini beresiko menyebabkan harga CPO terseret ke arah MYR 4.345/ton.

Target paling pesimistis atau support terjauh adalah MYR 4.069/ton.

(aji)

No more pages