Di balik inisiatif tersebut, Bank Mandiri menyoroti upaya memperkuat kehadirannya di pasar internasional. Dengan kantor cabang di kota-kota strategis seperti Singapura, Hongkong, Shanghai, Cayman Island, dan Dili, serta dukungan dua kantor anak di Kuala Lumpur dan London, bank ini mengklaim dapat mengoptimalkan aliran modal asing melalui jaringan lebih dari 900 bank koresponden yang tersebar di 35 negara.
Di sisi makro ekonomi, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengungkapkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh. Pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,03% pada 2024 dan peningkatan Penanaman Modal Tetap Bruto sebesar 4,61% menjadi indikator daya tarik investasi yang kuat, meskipun tantangan global masih terus menghantui. Ia menambahkan bahwa kebijakan fiskal ekspansif dan stabilitas inflasi turut memperkuat sentimen positif para investor.
Tak hanya sebagai ajang diskusi, MIF 2025 juga difungsikan sebagai wadah interaksi langsung antara investor dan pelaku usaha. Mandiri Sekuritas menyelenggarakan pertemuan one-on-one dan diskusi kelompok kecil, serta mengadakan kunjungan lapangan ke proyek-proyek strategis seperti perumahan murah dan pusat dapur umum Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kegiatan ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana sinergi antara investasi dan program sosial dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Meskipun menghadapi gejolak pasar global, penyelenggara dan peserta forum menunjukkan optimisme bahwa sinergi antara inovasi teknologi, perluasan jaringan internasional, dan kebijakan ekonomi yang mendukung akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
(dhf)































