Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa 11 Februari 2025, acuan est. Price Earning Ratio (PER) IHSG tercatat 11,95 kali, sedangkan valuasi Price Book Value (PBV) ada di 1,82 kali.
Mencermati valuasi Bursa Saham di regional Asia lainnya, valuasi IHSG saat ini masih terbilang relatif lebih mahal. Padahal sepanjang 2025 telah turun 7,57% ytd.
| No | Bursa Saham | Valuasi PBV | PER |
| 1 | TW Weighted Index (Taiwan) | 2,52 x | 18,89 x |
| 2 | NIKKEI 225 (Tokyo) | 2,10 x | 20,56 x |
| 3 | IHSG | 1,82 x | 11,95 x |
| 4 | Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) | 1,69 x | 10,25 x |
| 5 | KLCI (Malaysia) | 1,45 x | 15,26 x |
| 6 | Shanghai Composite (China) | 1,37 x | 13,54 x |
| 7 | PSEI (Filipina) | 1,33 x | 10,35 x |
| 8 | Straits Times (Singapura) | 1,28 x | 12,10 x |
| 9 | SETI (Thailand) | 1,25 x | 14,92 x |
| 10 | Kospi (Korea Selatan) | 0,88 x | 11,18 x |
Sumber: Tim Riset Bloomberg Technoz, Bloomberg
Valuasi IHSG masih lebih mahal ketimbang Bursa Saham Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), KLCI (Malaysia), Shanghai Composite (China), PSEI (Filipina), Straits Times (Singapura), SETI (Thailand), hingga Kospi (Korea Selatan) berdasarkan PBV-nya.
Mencermati valuasi PER rasio, IHSG juga masih terbilang lebih mahal dibandingkan dengan Bursa Saham Kospi (Korea Selatan), PSEI (Filipina), dan juga Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam).
Sebagai acuan, PER adalah rasio antara kapitalisasi pasar dengan total laba dari seluruh konstituen pasar. Investor menggunakan rasio ini untuk menentukan murah atau mahal valuasi pasar.
Sementara itu, PBV adalah rasio antara kapitalisasi pasar dengan total nilai buku ekuitas. Rasio di bawah 1 kali artinya kapitalisasi pasar lebih murah dibandingkan dengan total ekuitas, sedangkan rasio di atas 1 kali artinya terbilang lebih mahal.
Di saat valuasi IHSG yang masih mahal dibandingkan dengan Bursa lainnya di Asia. Risiko ketidakpastian masih menyelimuti dan kapan pasar akan kembali bangkit masih samar-samar.
Terbaru, Presiden AS Donald Trump memberlakukan penerapan tarif impor AS untuk komoditas baja dan aluminium sebesar 25%. Mengutip Bloomberg, kebijakan itu disebut akan resmi berlaku mulai 4 Maret nanti.
“Pada dasarnya kami akan mengenakan tarif 25% tanpa kecuali pada semua alumunium dan baja dan itu berarti banyak bisnis akan dibuka di AS,” kata Trump ketika menandatangani perintah kebijakan tersebut di Oval Office, pada Senin.
Pasar juga menunggu pernyataan Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve, yang dijadwalkan akan memberikan kesaksian di Senat AS hari ini.
Analis Phintraco Sekuritas menyebut, rencana pengumuman paket tarif impor tahap 2 oleh Pemerintah AS memicu kegelisahan lonjakan inflasi dan dampaknya terhadap arah kebijakan moneter The Fed.
“Perang tarif adalah inflasi,” mengutip Carsten Brzeski, Kepala Riset ING.
“Bagi para investor, risiko pasar terbesar kemungkinan besar ada pada ketidakpastian kebijakan,” tegas Christian Floro dari Principal Asset Management.
(fad)





























