"Di Sukoharjo murni kesalahan teknis, tidak ada kesengajaan dan sudah teratasi. Pada saat dibagikan, petugas segera menyadari ada hal yang kurang beres dengan makanan ayam crispy. Sehingga sisa 2.400 segera ditarik digantikan telur," ujar dia.

Akademisi Institut Pertanian Bogor ini juga mengatakan kondisi 40 siswa yang keracunan makanan sudah pulih. Pada saat peristiwa terjadi, petugas pelaksaan program MBG dan sekolah langsung mengirim para siswa untuk mendapat perawatan di Puskesmas. Seluruh siswa pun sudah bisa beraktifitas normal.

"Mereka sudah sekolah lagi dan diberikan pelayanan makan didampingi petugas makan di sekolah dan normal," ujar dia. 

Menurut Dadan, BGN dari awal memiliki tiga standar terkait menu MBG. Pertama, memenuhi kalori sesuai tahap perkembangan. Kedua, memenuhi komposisi gizi. Ketiga, kebersihan dan memerhatikan keamanan makanan. Hal ini, kata dia, membuat program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut tak bisa diemban sembarangan.

"Serta harus ada pegawai yang cepat tanggap dan reaksinya cepat sehingga kejadian di Sukoharjo hanya berlangsung sebentar saja dan segera mengganti menu yang kurang baik. 

Selain itu, Dadan mengatakan kejadian seperti itu belum pernah terjadi selama masa uji coba selama setahun karena proses dilakukan dengan tertib.

(dov/frg)