Logo Bloomberg Technoz

Mengenal Ransomware, Virus yang Diduga Merusak Sistem Bank BSI

Whery Enggo Prayogi
10 May 2023 11:32

Nasabah mengantre untuk melakukan layanan perbankan di kantor cabang BSI, Thamrin, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (BloombergTechnoz/ Andrean Kristianto)
Nasabah mengantre untuk melakukan layanan perbankan di kantor cabang BSI, Thamrin, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (BloombergTechnoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Layanan BSI mobile milik PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau Bank BSI yang error, membuat isu serangan ransomware kembali hangat dibicarakan. Ransomware bekerja untuk mengenkripsi data, backup dan sistem penting yang bertujuan mengganggu jalannya perusahaan. Jika benar ini terjadi pada sistem jaringan Bank BSI, maka layanan kepada nasabah menjadi terkendala.

Menurut pakar keamanan siber dan forensik digital Alfons Tanujaya, ransomware biasa tidak berdiri sendiri, alias grup. Keberadaan ransomware lazimnya sulit dilacak oleh penegak hukum.

“Bahwa teknologi ibarat pistol yang dapat digunakan sesuai kemauan pemakainya. Dapat digunakan untuk melakukan melanggar atau menegakkan hukum,” ucap dia.

Grup ransomware bekerja dengan skema pemerasan, memanfaatkan teknologi. Mereka menyamarkan jejaknya dengan the onion router (TOR) yang akan mengenkripsi data penting korbannya. Selanjutnya pelaku kejahatan meminta uang tebusan. Biasanya berupa koin digital yang sulit dilacak pihak berwenang. Kripto, enkripsi dan TOR adalah kondisi yang sempurna bagi grup ransomware.

“Bahkan ketika korbannya menolak membayar uang tebusan, mereka kembali menggunakan TOR untuk mempublikasikan dan menyebarkan data sensitif dari korbannya ke publik,” ucap dia. Korban ransomware, lanjut Alfons, berada di situasi sulit hingga uang tebusan akhirnya dibayarkan.