CEO Bank of America Corp, Brian Moynihan, memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga hingga ke level 3,75% atau melakukan tiga kali pemangkasan dari posisi saat ini.
“Mereka perlu memangkas suku bunga sedikit demi sedikit dengan lebih hati-hati, karena ekonomi AS ternyata lebih kuat dibandingkan perkiraan tiga hingga enam bulan lalu, tetapi masih memiliki potensi kelemahan,” ujarnya dalam wawancara dengan Bloomberg Television. “Belum lagi, kita belum membahas faktor-faktor eksternal seperti perang, bukan tarif.”
Sementara itu, Chris Larkin, Managing Director di E*Trade dari Morgan Stanley, menyatakan bahwa data ekonomi positif, seperti penjualan ritel, dapat memperkuat alasan The Fed untuk menunda pemangkasan suku bunga pada Januari mendatang.
Bagaimanapun, pasar saham dan obligasi akan sangat bergantung pada pernyataan The Fed terkait prospek pemangkasan suku bunga pada 2025, bukan pada keputusan kebijakan yang akan diumumkan Rabu (18/12/2024) ini, tulis Tom Essaye, Presiden dan Pendiri Sevens Report sekaligus mantan pedagang Merrill Lynch.
Harga minyak turun, memimpin penurunan di sektor komoditas, setelah data ekonomi mengecewakan dari China awal pekan ini masih membebani sentimen pasar. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun nyaris tidak berubah di level 4,4%.
Indeks dolar Bloomberg berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan, sementara yen menghentikan tren pelemahan selama enam hari terakhir. Penurunan yen yang tajam dalam sepekan terakhir memicu kekhawatiran para analis bahwa pelemahan lebih lanjut bisa mendorong intervensi verbal dari otoritas keuangan. Di sisi lain, dolar Kanada melemah ke level terendah sejak Maret 2020.
(bbn)
































