Logo Bloomberg Technoz

Pasar Kedelai Bergejolak, Nasib CPO Rawan Terkatung-katung

Wike Dita Herlinda
21 August 2024 11:10

Panen kedelai di Brasil./Bloomberg-Andressa AnholeteAndressa Anholete
Panen kedelai di Brasil./Bloomberg-Andressa AnholeteAndressa Anholete

Bloomberg Technoz, Jakarta – Anomali pada pasar kedelai bakal menjadi salah satu hambatan paling signifikan dalam perkembangan permintaan dan harga di pasar minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada 2025.

Tim analis BMI —lengan riset Fitch Solutions, bagian dari Fitch Ratings — mengatakan tendensi tersebut sudah terlihat sejak tahun ini, di mana harga minyak kedelai terus anjlok dan mengakibatkan permintaan terhadap CPO menurun lantaran konsumen beralih ke opsi minyak nabati yang lebih murah.

Pada 13 Agustus, kontrak berjangka kedelai bulan kedua yang terdaftar di Chicago Board of Trade (CBOT) menutup sesi perdagangan di level USc947/bushel, alias yang terendah sejak 27 Agustus 2020.

Adapun, harga minyak kedelai —yang merupakan substitusi utama CPO — turun menjadi USc40,29/lb pada 13 Agustus, level terendah sejak 22 Desember 2020.

“Sepanjang 2024, sentimen di pasar kedelai melemah karena pasokan global yang melimpah, meningkatnya persaingan eksportir dari Amerika Selatan [AS], dan permintaan impor China yang tidak menentu. Penutupan 13 Agustus setara dengan penurunan sebesar 26,33% sejak awal 2024,” papar tim analis BMI, Rabu (21/8/2024).

Pergerakan harga kedelai hingga medio Agustus 2024./dok. BMI
Bloomberg Billionaires Index Indonesia