Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten kontraktor pertambangan batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) membukukan rugi bersih sebesar US$26,58 juta atau setara Rp431,2 miliar sepanjang semester I-2024, berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang surplus US$4,92 juta (Rp79,85 miliar).
Kerugian DOID disebabkan oleh perubahan selisih kurs rugi sebesar US$12,20 juta akibat pelemahan rupiah terhadap dolar Australia, yang berdampak dalam cadangan kas dan setara kas.
Namun, manajamen mengatakan bahwa kerugian selisih kurs tersebut merupakan kerugian yang belum direalisasikan atau unrealized loss dan merupakan hasil dari perlakuan akuntansi (accounting treatment).
"Jika kerugian selisih kurs dinormalisasi, bersama dengan dampak dari Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan biaya persetujuan satu kali (one-off consent costs), kerugian bersih Grup sebesar US$1 juta mendekati break even, yang menunjukkan ketahanan bisnis," tulis manajemen dalam siaran resminya, Kamis (1/8/2024).
Sementara itu, total pendapatan neto tercatat sebesar US$854,9 juta atau setara Rp13,86 triliun, tak berbeda jauh dari sebelumnya yang sebesar US$857 juta, melansir laporan keuaangannya.
Secara terperinci, pendapatan tersebut berasal dari penambangan batu bara dan jasa pertambangan tercatat sebesar US$854,9 juta atau setara Rp13,90 triliun. Kemudian, pendapatna investasi dan lainnya masing-masing sebesar US$2,42 juta (Rp39,40 miliar) dan US$2,38 juta (Rp38,81 miliar).
Peseroan juga mencatatkan volume batu bara secara Grup sebesar 42 ton secara tahunan, sementara pengupasan tanah (Overburden Removal) secara keseluruhan turun 5% sebesar 271 juta bank cubic meter (bcm) akibat curah hujan ekstrem yang terus berlanjut.
Sementara itu, arus kas operasional untuk semester I-2024 tercatat meningkat 15% mencapai sekitar US$164 juta, sejalan dengan peningkatan operasi yang signifikan dalam pengelolaan modal kerja.
Namun, arus kas bebas menurun karena investasi yang signifikan pada aset-aset seperti Sun Energy dan akuisisi strategis Atlantic Carbon Group, Inc (ACG) yang baru saja dirampungkan. Jika dinormalisasi dengan akuisisi ACG, arus kas bebas akan menjadi US$68 juta dibandingkan dengan negatif US$47 juta.
"Ekspansi kami baru-baru ini di AS menunjukkan komitmen kami untuk menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham dengan mentransformasi Grup menjadi bisnis pertambangan yang terdiversifikasi secara global," ujar Direktur DOID Iwan Fuad Salim.
"Akuisisi ACG telah memperkuat posisi kami, di mana kami yakin akan memberikan kontribusi positif terhadap upaya diversifikasi kami.”
(ibn/dhf)