Logo Bloomberg Technoz

Keropos Industri Tambang di Balik Rekor Harga Tembaga US$10 Ribu

News
29 April 2024 11:20

Tambang terbuka tembaga Oyu Tolgo milik Rio Tinto di Mongolia./Bloomberg-SeongJoon Cho
Tambang terbuka tembaga Oyu Tolgo milik Rio Tinto di Mongolia./Bloomberg-SeongJoon Cho

Mark Burton - Bloomberg News

Bloomberg, Lonjakan harga tembaga menjadi US$10,000 per ton —yang terjadi hanya beberapa hari setelah berita mengejutkan bahwa BHP Group mencoba membeli Anglo American Plc  — merefleksikan adanya masalah inti di jantung industri tambang dunia, yaitu; para penambang ternyata tidak cukup membangun tambang.

Semua produsen terbesar di tingkat global ingin meningkatkan produksi tembaga untuk memanfaatkan momentum peningkatan permintaan komponen kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), infrastruktur jaringan listrik, dan pusat data.

Dalam kaitan itu, BHP pekan lalu dikabarkan telah mengajukan proposal senilai US$39 miliar untuk membeli Anglo American, sebagian besar karena penambang terbesar di dunia asal Australia itu ingin memaksimalkan aset tembaganya.

Namun, upaya tersebut masih belum berarti akan ada investasi besar dalam pengembangan pit dan poros baru serta infrastruktur terkait. Jika berhasil, akuisisi Anglo American akan membawa BHP menjadi produsen tembaga terbesar di dunia dengan pangsa pasar sekitar 10%. Akan tetapi, hal ini tidak akan memberikan pengaruh apa pun dalam memenuhi kebutuhan pasokan tembaga dunia.