Logo Bloomberg Technoz

“[Instabilitas politik dan kawasan Timur Tengah] akan memengaruhi ekspektasi pasar terhadap bagaimana tata niaga dan mobilitas perdagangan dunia berlangsung,” ujar Abra saat dihubungi, Selasa (23/4/2024).

“Meskipun dari sisi produksi sampai saat ini tidak ada perubahan signifikan, tetapi dari sisi distribusi ke depan dikhawatirkan akan terganggu efek dari peningkatan eskalasi di kawasan Timur Tengah.” 

Titik serangan proksi Iran ke Israel. (Sumber: Bloomberg)


Apalagi, kata Abra, lalu lintas barang dari Barat ke Timur sangat bergantung pada Laut Merah dan Terusan Suez yang berada di Timur Tengah. Dengan demikian, ketegangan geopolitik di sekitar kawasan tersebut tentu bakal berdampak pada ekspektasi pasar terhadap distribusi komoditas, termasuk logam.

Ke depannya, harga nikel bakal terus bergantung pada stabilitas politik di Timur Tengah. Namun, Abra tidak bisa menjelaskan proyeksi harga nikel dunia hingga semester I-2024. 

Potensi Permintaan

Selain akibat tensi geopolitik, kenaikan harga nikel dunia juga berpotensi terjadi akibat adanya prospek peningkatan permintaan nikel. Hal ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara, salah satunya Indonesia. 

Sebagaimana diketahui, Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5% pada 2024 dan 2025. 

Selain proyeksi pertumbuhan ekonomi, permintaan nikel juga berpotensi meningkat seiring dengan masifnya proyek hilirisasi nikel di Indonesia.  

“Artinya, konsumsi atau kebutuhan nikel di dalam negeri atau di Indonesia makin meningkat seiring dengan aktifnya pabrik smelter dalam negeri,” ujar Abra. 

Blok Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) di fasilitas pengolahan nikel Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara./Bloomberg-Dimas Ardian

Di sisi lain, masifnya proyek hilirisasi nikel di Indonesia bakal menghambat pelaku industri nikel internasional untuk mendapatkan bahan baku.  

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nikel dan barang dari nikel (HS75) pada Maret 2024 sebesar US$460 juta atau merosot 16,16% dibandingkan dengan Maret tahun sebelumnya, US$550 juta.

Kendati demikian, jika dibandingkan dengan kinerja Februari 2024 yang sebesar US$0,43 miliar, nilai ekspor nikel pada Maret meningkat 7,2%.

“Nilai ekspor nikel dan barang dari nikel yang masuk dalam kategori HS75 pada Maret 2024 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan Februari 2024, peningkatan 7,20%,” tutur Plt Kepala BPS Amalia dalam Konferensi Pers Ekspor Impor Maret 2024, Senin (22/4/2024).

Berdasarkan laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), padahal, Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia pada 2023 dengan perkiraan volume produksi 1,8 juta metrik ton.

Selain itu, Indonesia berkontribusi 50% terhadap total produksi nikel global yang mencapai 3,6 juta metrik ton pada 2023. 

(wdh)

No more pages