Yongchang Chin dan Alex Longley—Bloomberg News
Bloomberg, Perdagangan minyak dunia mendekati level tertinggi lima bulan karena para investor mempertimbangkan ketegangan yang membara di Timur Tengah. Hal lain para pedagang energi membuat catatan bullish pada sebuah konferensi di Eropa.
Minyak Brent stabil di atas US$90 per barel setelah ditutup turun 0,9% pada hari Senin, penurunan pertama dalam lima sesi. Sementara minyak jenis WTI pengiriman Mei berkisar di US$86,5 per barel.
Israel mengatakan bahwa kemajuan telah dicapai dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza. Hal yang menandakan potensi meredanya permusuhan, namun Hamas membantah klaim tersebut.
CEI Vitol Group mengatakan pada Financial Times Commodities Global Summit, hari Selasa, bahwa harga kemungkinan akan diperdagangkan di kisaran US$80 hingga US$100 tahun ini. Ia memperkirakan tingkat pertumbuhan permintaan yang serupa terjadi, sama seperti tahun lalu.
Kepala riset global Gunvor Group juga mengatakan bahwa ekspektasi seputar permintaan telah meningkat, menggemakan komentar dari Trafigura Group sehari sebelumnya.
Prospek yang lebih luas tetap bullish. Beberapa orang berbicara tentang harga minyak US$100 lagi efek OPEC + mempertahankan pengurangan produksinya.

Pasar opsi menunjukkan penguatan, dengan opsi call bullish terberat untuk Brent—yang mendapat untung saat harga naik—sejak 2019 pada hari Jumat dan satu hari lagi perdagangan yang hiruk pikuk pada hari Senin.
Para manajer keuangan juga telah mengambil posisi long pada patokan global.
“Reli dalam beberapa minggu terakhir sebagian didukung oleh berita fundamental yang positif,” tulis analis Morgan Stanley termasuk Martijn Rats dan Charlotte Firkins dalam sebuah catatan di mana bank tersebut meningkatkan perkiraannya untuk tahun ini.
Pada pekan ini, para trader perlu mencerna serangkaian laporan yang akan memberikan gambaran mengenai prospek suplai dan permintaan, termasuk rilis bulanan dari OPEC dan International Energy Agency (IEA).
(bbn)