Logo Bloomberg Technoz

Lanskap ini mungkin akan memberikan sedikit kelegaan bagi aset-aset di pasar emerging market termasuk mata uang Asia pagi ini. Indeks MSCI EM Currency semalam ditutup menguat 0,04%, menjadi bekal bagi valuta Asia untuk bergerak lebih berdaya menghadapi dolar AS hari ini.

Sinyal yang sama terlihat untuk rupiah di pasar offshore. Kontrak NDF 1 bulan rupiah semalam ditutup menguat tipis 0,03% meski pagi ini terlihat kembali melemah di Rp15.944/US$. Sedangkan kontrak 1 pekan masih ditutup menguat semalam di Rp15.928/US$. 

Di pasar spot hari ini, rupiah kemungkinan masih akan bergerak fluktuatif dan berpotensi masih ditutup melemah di kisaran terbatas antara Rp15.910-Rp15.960/US$ menurut perhitungan analis valas Ibrahim, Laba Forexindo Berjangka. Rupiah kemarin ditutup lemah 0,14% di Rp15.920/US$. Sedang kurs JISDOR BI ditutup lebih lemah di Rp15.923/US$.

Sentimen China dan MK

Namun, mata uang Asia mungkin masih terbebani oleh pergerakan yuan China. Pergerakan yuan selama ini menjadi jangkar bagi valuta Asia lain di mana ketika mata uang Tiongkok ini melemah, mata uang Asia lainnya termasuk rupiah akan terseret. Pagi ini, yuan China dibuka melemah tipis. Perhitungan Bloomberg, volatilitas yuan terhadap dolar AS naik ke level tertinggi dalam sepekan.

Ketika yuan melemah tipis, pada pembukaan pasar Asia pagi ini, beberapa mata uang Asia lain seperti won Korea memberi indikasi penguatan meyakinkan, naik 0,25%.

Di sisi lain, rupiah juga masih terbeban ketidakpastian politik terkait sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi. Empat menteri kabinet Presiden Joko Widodo akan dipanggil untuk bersaksi di sidang MK pada Jumat esok hari, sebelum libur panjang Lebaran dimulai.

(rui)

No more pages