Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Anjlok di Atas Rp15.800/US$, Ini Biang Keladinya

Tim Riset Bloomberg Technoz
25 March 2024 14:45

Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Brent Lewin/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tekanan jual di pasar saham dan surat utang pada hari ini, Senin (25/3/2024), meningkat sejurus dengan kenaikan premi risiko investasi di Indonesia yang belum terjeda sejak pekan lalu. Arus jual di pasar keuangan akhirnya memperburuk performa rupiah yang siang ini sudah diperdagangkan di kisaran Rp15.810/US$ di pasar spot, melemah 0,17% dibanding penutupan hari sebelumnya.

Pada saat yang sama, pemerintah melaporkan penurunan penerimaan pajak akibat anjloknya harga komoditas yang menyeret kinerja Pajak Penghasilan (PPh) badan usaha dan makin terpuruknya penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada Februari. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin tertekan memasuki sesi kedua perdagangan hari ini dengan pelemahan 0,36%. Sementara yield surat utang negara (INDOGB/SUN) juga terpantau merayap naik siang ini. 

Yield SUN 10Y naik 1 bps ke 6,67%. Sementara tenor 2Y naik 2,6 bps ke kisaran 6,39%, disusul oleh tenor 5Y naik 2,3 bps menjadi 6,54% juga tenor 1Y yang naik 3 bps menjadi 6,37%, berdasarkan data Bloomberg sampai pukul 14:39 WIB. Premi Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia bergerak naik 0,77% ke kisaran 71,87 siang ini setelah akhir pekan lalu ditutup makin tinggi 0,48%. 

Sedangkan di pasar saham, tekanan terutama dialami oleh sektor saham teknologi dan konsumen non primer yang terkoreksi 0,69% dan 0,39%. Disusul oleh sektor saham infrastruktur yang tergerus 0,29%. Saham-saham big cap seperti TLKM anjlok 3,6%, lalu BUKA yang turun 2,7%. Indeks LQ45 tergerus 0,4% sampai siang ini.