Logo Bloomberg Technoz

Asing akan Terus Jual Obligasi, Dampak Sengketa Pilpres Terbatas

Tim Riset Bloomberg Technoz
22 March 2024 15:50

Capres Prabowo Subianto usai penetapan hasil Pemilu 2024 di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (20/3/2024). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Capres Prabowo Subianto usai penetapan hasil Pemilu 2024 di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (20/3/2024). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Arus keluar modal asing dari pasar surat utang domestik yang masih belum terjeda beberapa waktu belakangan diperkirakan masih akan terus berlangsung sampai para pelaku pasar mendapatkan kejelasan terkait arah kebijakan fiskal pemerintahan baru pasca pengumuman resmi hasil pilpres diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum 20 Maret lalu.

Di sisi lain, sengketa hasil pilpres seiring dilayangkannya gugatan ke Mahkamah Konstitusi oleh Timnas AMIN, tim kampanye di belakang Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan rencana gugatan serupa oleh Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dinilai akan berdampak terbatas terhadap sentimen pasar dan hanya membawa efek jangka pendek.

Hal itu dinyatakan oleh Schroder Indonesia, salah satu pengelola dana terbesar di Tanah Air yang berpusat di London, Inggris. Fund manager ini melihat kebijakan-kebijakan yang diusung oleh Prabowo yang terpilih sebagai presiden RI ke-8 berdasarkan hasil pengitungan suara oleh KPU, terlihat lebih menguntungkan pasar saham ketimbang surat utang.

Arus beli asing ke saham di bursa domestik akan terus meningkat. Sementara penjualan surat utang yang sudah berlangsung sejak 14 Februari mencapai US$1,1 miliar, diprediksi masih akan terus berlanjut. Setidaknya sampai pelaku pasar mendapatkan gambaran akan selebar apa defisit fiskal APBN nanti pada pemerintahan baru.

Akan tetapi, hal itu tidak berarti investor harus menjual obligasi dan membeli saham. "Ya, memang ada risiko penurunan bila pemerintah memutuskan beralih pada defisit fiskal dan kebijakan pro-pertumbuhan. Namun, dari segi valuasi, Indonesia merupakan salah satu negara paling menarik dibanding emerging market lain karena tingkat imbal hasil riil tinggi," kata Irawanti, Chief Investment Officer Schroder Indonesia dalam wawancara bersama Bloomberg TV, Jumat (22/3/2024).

Arus keluar dana asing dari obligasi Indonesia (Dok: Bloomberg)