Logo Bloomberg Technoz

Pencapaian per Desember 2022 ini jadi tanda perseroan berada pada langkah yang sesuai untuk mencapai target EBITDA positif pada akhir tahun ini. Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo dalam paparan tertulisnya, menjelaskan, perseroan telah melakukan optimisasi beban, efisiensi insentif dan promosi, serta menunjukkan pertumbuhan monetisasi sejak kuartal IV-2022.

Langkah tersebut membawa perubahan margin kontribusi GOTO pada tiga bulan terakhir tahun lalu, sebesar 254 bps atau setara -0,4% dari nilai transaksi kotor (GTV), yang tercatat Rp 162 triliun. 

Unit bisnis On-Demand Services mampu mencatat margin kontribusi positif di kuartal IV-2022. Jacky Lo, Direktur Keuangan GOTO menerangkan, pihaknya terus melakukan penghematan beban usaha demi tercapainya indikator profitabilitas yang lebih cepat.

Kinerja usaha unit bisnis on-demand services GOTO. (Dok perusahaan)

"Perseroan memandang positif capaian kinerja hingga saat ini, dan dengan posisi kas yang solid, Perseroan meyakini bahwa kami akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas di tahun ini," jelas Jacky Lo.

Sampai akhir tahun lalu, posisi kas GOTO tercatat Rp 29 triliun, dengan fasilitas kredit Rp 4,65 triliun dan Rp 1,5 triliun telah digunakan. Atas kondisi ini,  GOTO meyakin tidak lagi memerlukan pendanaan eksternal tambahan.

Dok Bloomberg

Target perseroan yang positif EBITDA, lanjut Jacky Lo, akan tercapai lewat upaya pengurangan cash burn sekitar maksimal 65% di tahun ini. Sebagai catatan, EBITDA GOTO pada kuartal IV-2022 sebesar -Rp 3,1 triliun atau -1,9% dari GTV.

Upaya penghematan tergambar lewat penurunan beban operasional tetap sebesar 20% rata-rata bulanan pada Januari hingga Februari 2023, jika dibandingkan dengan kuartal IV tahun lalu. Efisiensi biaya bulanan sekitar Rp 200 miliar. Insentif dan pemasaran produk juga susut 34% dibanding periode lalu yang mencapai nilai Rp 2,8 triliun.

Pada bagian lain, rata-rata transaksi konsumen naik 24% dibandingkan periode sebelumnya, menjadi Rp 9,6 juta/konsumen/tahun pada kuartal IV tahun lalu.

(wep/hps)

No more pages