Logo Bloomberg Technoz

Saat ini laju Bitcoin ada pada level US$61.302 (Rp964 juta) atau mengalami kejatuhan harga mencapai 15% dalam sepekan, dan terkontraksi 6,2% dalam 24 jam.

Analisis Teknikal Bitcoin pada Rabu 20 Maret 2024 (Bloomberg)

Jika mencermati pergerakan harganya secara teknikal, Bitcoin masih ada potensi untuk melanjutkan tren Bearish dan bertahan di bawah level US$62.500-nya dalam jangka pendek, terlihat pada chart 1 month dan lebih pendek pada chart 2 mins yang terkonfirmasi membentuk Lower Low.

Adapun range pelemahan terdekat Bitcoin berpotensi menuju US$61.000, US$60.400 dan kemudian pada US$60.000 (Rp944 juta) sebagai level support, dalam time frame daily-nya.

XRP Koin juga mengalami tren turun dalam sepekan, dengan kehilangan 16,1% dan mencetak pelemahan 4,85% dalam 24 jam menuju harga US$0,585.

BNB Koin juga bertengger pada daftar aset kripto paling anjlok, adapun angka amblesnya mencapai 4,27% dan secara 24 jam melemah 3,7% pada harga US$514,69.

Avalanche (AVAX) juga dalam tren Bearish dengan melemah 2,95% dalam sepekan ke US$51,81, serta drop 12,52% dalam 24 jam saat ini.

Bitcoin Cash (BCH) juga bergerak melemah 17,4% dalam sepekan menjadi US$361,24 dalam 24 jam merah mencapai 4,2%.

Menyusul tren yang sama, Altcoin lainnya juga kompak ada di zona negatif dalam sepekan. Polygon (MATIC) dalam tren turun dengan mencetak pelemahan 21,85% dalam sepekan ke posisi US$0,9464, serta turun 3,72% dalam 24 jam.

Sementara itu, Polkadot (DOT) dengan angka penurunan mencapai 19,2% dalam sepekan, sementara dalam 24 jam DOT melemah 6,17% menjadi US$8,78.

TRON (TRX) juga tengah dalam tren negatif, jatuh 13,8% dalam sepekan menjadi US$0,1135 dengan harga tersebut, TRX melemah 7,82% dalam 24 jam.

Shiba Inu (SHIB) dan Litecoin (LTC) kompak di zona merah dalam sepekan. Dengan keduanya mencatatkan angka pelemahan 24,5% dan 19,1%.

Sentimen Aset Kripto Pekan ini

Rapat Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Open Market Committee/FOMC) memulai pertemuan kebijakan dua hari pada 19–20 Maret waktu setempat.

Sejauh ini, pasar memperkirakan Gubernur The Fed Jerome Powell dan sejawat akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25%–5,5%.

Mengutip CME FedWatch Tool, kemungkinannya mencapai 99%, hampir pasti dipertahankan usai kenaikan suku bunga ke kisaran 5,25%–5,5% yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun.

Data Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (IHP) negeri Paman Sam yang lebih tinggi dari perkiraan pada minggu lalu menyebabkan meningkatnya ketidakpastian untuk mencari petunjuk mengenai prospek dan arah ‘Kapan’ pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral, ketahanan ekonomi AS, dan tanggapan perihal inflasi.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Bitcoin masih dalam tren Bearish, dengan kejatuhan mencapai double digit dalam sepekan. Sebabnya, terjadi arus keluar dari instrumen investasi ETF Bitcoin Spot, setelah selama Februari hingga awal Maret terjadi gelombang dana masuk yang masif.

Adapun berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, Grayscale Bitcoin Trust, atau GBTC, membukukan arus keluar mencapai US$643 juta (Rp10,03 triliun) pada hari Senin waktu AS, yang terbesar sejak kemunculan ETF Bitcoin Spot pada 11 Januari.

Sebelumnya, permintaan yang kuat untuk sembilan ETF Bitcoin Spot baru yang diluncurkan pada saat yang sama telah lebih dari sekadar menutupi serentetan keluarnya GBTC. 

Terjadi arus keluar bersih secara keseluruhan mencapai US$154 juta (Rp2,4 triliun) hanya pada 18 Maret 2024. Dua produk ETF favorit investor, Fidelity Investments dan BlackRock Inc. juga telah mendingin.

QCP Capital, sebuah perusahaan perdagangan aset kripto yang berbasis di Singapura, menulis dalam sebuah catatan pada Selasa bahwa mereka akan “Melacak dengan cermat angka aliran ETF agregat hari ini,” menambahkan bahwa “Negatif arus dana bersih akan menjadi sinyal Bearish yang jelas.”

Sejak mulai diperdagangkan, ETF secara keseluruhan telah menarik dana keluar sebesar US$12 miliar.

(fad/aji)

No more pages