Logo Bloomberg Technoz

Ekonom: Defisit Transaksi Berjalan Melebar, Rupiah Rentan Ambrol

Redaksi
18 March 2024 14:00

Ilustrasi Ekspor Impor (Bloomberg Technoz)
Ilustrasi Ekspor Impor (Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Bahana Sekuritas memperkirakan kinerja neraca perdagangan masih tetap lemah, dengan potensi defisit transaksi berjalan yang semakin besar pada 2024. Akibatnya, rupiah rentan terdepresiasi pada semester pertama tahun ini.

Pemerintah melaporkan surplus neraca perdagangan pada Februari 2024 tercatat sebesar US$900 juta, atau jauh di bawah ekspektasi konsensus yang sebesar US$2,3 miliar. 

Ekonom Bahana Sekuritas Drewya Cinantyan menilai melambatnya surplus neraca perdagangan ini disebabkan oleh tingginya impor minyak mentah dan komoditas pangan, sebagai antisipasi melonjaknya permintaan pada Bulan Ramadan dan Lebaran. Di sisi lain, sementara ekspor terus menurun pada seluruh komoditas utama Indonesia seperti minyak sawit mentah (CPO), nikel, dan logam mulia.

"Surplus perdagangan ini terlemah dalam 9 bulan. Surplus perdagangan bulan lalu merupakan angka terendah sejak Mei 2023 yang sebesar US$400 juta," ujar Drewya dalam laporan hasil riset yang dirilis Senin (18/3/2024).

Maka itu, Drewya mengaku terus mengantisipasi defisit transaksi berjalan yang semakin besar pada 2024, terutama mengingat terjadi perlambatan ekonomi global.