Logo Bloomberg Technoz

Surplus Neraca Dagang RI Anjlok, Rupiah Hadapi Risiko Besar

Ruisa Khoiriyah
15 March 2024 15:48

Pembeli di pasar menghitung uang rupiah (Bloomberg)
Pembeli di pasar menghitung uang rupiah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kinerja perdagangan Indonesia pada Februari semakin merosot dengan nilai surplus neraca dagang terjungkal ke level terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Penurunan nilai surplus yang semakin dalam akan menempatkan rupiah dalam risiko lebih besar ke depan, terutama ketika musim pembayaran dividen korporasi juga biasanya turut melonjakkan tingkat permintaan dolar AS. Di tengah susutnya optimisme prospek penurunan bunga The Fed, arus jual di pasar surat utang domestik akan semakin membebani prospek rupiah.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai surplus neraca dagang RI pada Februari sebesar US$867 juta, jauh lebih kecil dibandingkan prediksi para pelaku pasar yang memperkirakan bisa mencapai US$2,3 miliar.

Nilai surplus neraca dagang RI pada Februari terjatuh ke level terendah dalam sembilan bulan, mengancam rupiah (Bloomberg)

Nilai surplus itu menjadi yang terkecil sejak Mei tahun lalu akibat penurunan kinerja ekspor komoditas utama seperti nikel dan minyak sawit mentah yang anjlok. Ekspor CPO turun sampai 40%, nikel juga anjlok 27% terseret penurunan harga di pasar global ditambah kelesuan harga batu bara, mempengaruhi keterpurukan ekspor hingga merosot nilainya hampir sepersepuluh dari tahun lalu, tinggal US$ 19,31 miliar.

Pada saat yang sama impor pada Februari naik tajam 16% terutama untuk kelompok barang konsumsi, termasuk beras, dan komoditas lain sebagai antisipasi kenaikan permintaan saat Ramadan dan Idulfitri ditambah kenaikan impor barang modal.