Logo Bloomberg Technoz

"Khususnya pada kuartal II 2024, dengan semakin banyaknya hari libur yang menyebabkan berkurangnya hari kerja, kami memperkirakan neraca perdagangan akan tetap lemah," kata Drewya.

Akibatnya, lanjut dia, rupiah masih rentan terhadap depresiasi lebih lanjut pada semester I 2024. Terkait hal ini, Bahan Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan sikap suku bunganya saat ini.

Permintaan CPO Merosot

Pada Februari 2024, ekspor melanjutkan tren penurunannya dengan pelemahan sebesar 5,8% (month to month/mtm) dan 9,5% (year on year/yoy) menjadi US$19,3 miliar, lebih rendah dari ekspektasi konsensus sebesar -8,1% yoy.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh menyusutnya pendapatan migas dan non-migas yang masing-masing merosot 12,9% dan 5,3% mtm. Penurunan ini sudah diantisipasi, terutama karena perayaan Tahun Baru Imlek yang berdampak pada berkurangnya hari kerja beberapa mitra dagang utama Indonesia. Misalnya, ekspor ke China dan negara-negara ASEAN yang menurun masing-masing sebesar 19,3% dan 20,7% yoy.

Biro Pusat Statistik (BPS) menyoroti penurunan signifikan pada CPO sebesar 39,6% yoy, meskipun harga terus meningkat. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya permintaan dari mitra dagang utama, terutama China dan India, yang dilaporkan memiliki cadangan CPO yang cukup besar.

Selain itu, penurunan permintaan CPO juga didukung oleh komoditas lain, seperti minyak bunga matahari yang menawarkan harga kompetitif. Selain itu, dalam perhitungan tahun berjalan, ekspor mesin listrik, logam mulia, dan nikel juga menurun masing-masing sebesar 49,2%, 63,8%, dan 27,3% yoy dibanding periode yang sama tahun lalu.

(lav)

No more pages