Logo Bloomberg Technoz

10 Masalah Sektor Migas RI yang Bikin Lifting Tak Optimal

Dovana Hasiana
14 March 2024 15:20

Produksi gas lepas pantai Husky-CNOOC Madura Limited. (Dok: Perusahaan)
Produksi gas lepas pantai Husky-CNOOC Madura Limited. (Dok: Perusahaan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat setidaknya terdapat 10 kendala yang menghambat operasional industri hulu migas dan berdampak pada kurang optimalnya realisasi produksi siap jual atau lifting.

Perlu diketahui, realisasi lifting minyak pada 2023 adalah 605,5 ribu barel per hari (bph). Angka ini berada di bawah target sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 660 ribu bph dan target Work Program and Budget (WP&B) sebesar 621 ribu bph.

Hal serupa juga terjadi pada salur gas, di mana realisasi pada 2023 sebesar 5.376 million standard cubic feet per day (MMSCFD). Target salur gas sesuai APBN padahal sebesar 6.160 MMSCFD dan WP&B sesar 5.569 MMSCFD pada 2023.

Berikut merupakan 10 kendala operasional hulu migas di Indonesia: 

1. Penghentian Keamanan atau Safety Stand-Down