Logo Bloomberg Technoz

Purbaya menambahkan bila melihat ke Indonesia, saat ini kondisi loan to deposit (LDR) perbankan masih di kisaran 85% artinya perbankan nasional masih memiliki ruang untuk menyalurkan kredit ke sektor riil lebih besar. Belum lagi uang pemerintah yang menumpuk di Bank Indonesia (BI).

“Jadi amat terbuka ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5% kalau kita pintar-pintar bikin kebijakan,” terangnya.

Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang masih tinggi 27,8%, dinilai memberi ruang bagi bank untuk menggenjot kredit selain didukung juga oleh berbagai insentif dari bank sentral.

Jadi, meski tren pertumbuhan DPK masih rendah, Januari lalu hanya tumbuh 5,8%, likuiditas bank yang disimpan di instrumen Surat Berharga Negara (SBN) masih cukup besar dan akan didorong untuk dilepaskan supaya bisa tersalur lebih produktif untuk membiayai sektor riil sehingga roda ekonomi domestik berputar.

Sampai 20 Februari lalu, berdasarkan data Kementerian Keuangan, kepemilikan perbankan di SBN masih dominan, mencapai Rp1.480,6 triliun setara dengan 25,8% dari total SBN di pasar sekunder. Angka itu sudah menurun sekitar Rp82,26 triliun dibanding posisi akhir Januari. 

BI memperkirakan pertumbuhan kredit tahun ini ada di kisaran 10%-12%. Ada potensi capaian kinerja kredit di batas atas sepanjang tahun ini terutama bila melihat sejauh ini rasio Loan to Deposit (LDR) bank masih di kisaran 86%, lebih rendah dibanding angka satu dekade terakhir sebelum pandemi di kisaran 93,9%. 

(roy/rui)

No more pages