Logo Bloomberg Technoz

Pengusaha Batu Bara Mau Fokus ke DMO Setelah Ekspor Rontok

Sultan Ibnu Affan
16 February 2024 10:10

Balikpapan Coal Terminal (BCT) dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group (Dok. PT Bayan Resources)
Balikpapan Coal Terminal (BCT) dimiliki dan dioperasikan oleh Bayan Group (Dok. PT Bayan Resources)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan pengusaha memperkirakan nilai ekspor komoditas batu bara bakal makin terjerembab, seiring dengan anjloknya harga akibat pasokan yang berlebih di tingkat global. Penambang pun kini fokus untuk menjual produksinya ke pasar domestik.

Badan Pusat Statistik melaporkan nilai ekspor batu bara, sebagai salah satu komoditas nonmigas andalan Indonesia, mengalami penurunan 19,68% (US$590 juta) pada Januari 2024 dibandingkan dengan Desember 2023 yang senilai US$3 miliar.

Penurunan nilai ekspor tersebut berbanding lurus dengan penurunan volume yang juga drop dari Desember 2023 sebanyak 36 juta ton, menjadi 29,50 juta ton pada Januari 2024. Sepanjang tahun lalu, nilai ekspor batu bara juga telah anjlok 29,76% secara anual.

Bongkahan batu bara./Bloomberg-Noriko Hayashi

Meski demikian, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, pengusaha batu bara hingga kini tetap fokus menjalani produksi sesuai dengan rencana kerja anggaran dan biaya (RKAB) yang telah ditetapkan.

"Perusahaan [juga] wajib untuk melaksanakan pasokan batu bara untuk pasar domestik atau domestic market obligation [DMO]," ujarnya saat dihubungi, Jumat (16/2/2024).