Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Selasa 13 Februari 2024 berpotensi bergerak mixed, wait and see atas respons pasar terhadap data inflasi Amerika Serikat nanti malam, sebagai petunjuk dan arah suku bunga The Fed selanjutnya. Juga terhadap Pemilu 2024 RI yang digelar esok hari, 14 Februari.
Pada perdagangan kemarin, Senin (12/2/2024), IHSG berhasil mencatat kenaikan 62,51 poin atau setara dengan penguatan 0,86% dan menutup perdagangan pada level 7.297.

Secara teknikal IHSG berpotensi terkoreksi lebih dahulu menuju support pada area level 7.270–7.250. Jika tetap kuat berada di atas support tersebut, pergerakan IHSG akan rebound dengan target penguatan terdekat pada level 7.320–7.355, sebagai resistance potensial.
Untuk resistance selanjutnya ada trendline menarik pada level 7.380 yang jadi target paling optimis sekaligus berpotensi pecah rekor All Time High terbarunya dalam time frame daily.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global dan regional. Pelaku pasar lebih bersikap wait and see dan juga tidak mau mengambil posisi jelang pengumuman angka inflasi nanti malam yang akan membantu menentukan cakupan dan waktu penurunan suku bunga Federal Reserve.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Indeks Harga Konsumen tahunan diperkirakan melandai menjadi 2,9% pada Januari dari 3,4% pada bulan sebelumnya, menurut perkiraan konsensus ekonom yang disurvei Bloomberg. Itu akan menjadi angka pertama di bawah 3% sejak Maret 2021.
Survei 22V Research menunjukkan 51% trader yang disurvei berpendapat bahwa reaksi pasar terhadap IHK pada hari Selasa akan "Risk-On" dan hanya 19% yang mengatakan "Risk-Off".
Ekspektasi konsumen AS untuk inflasi dalam jangka menengah juga makin melandai ke level terendah sejak setidaknya 2013, menurut survei Fed Bank New York pada Senin.
Namun demikian, di samping itu pernyataan beberapa pejabat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) cenderung melontarkan sinyal hawkish, yang mungkin akan membatasi optimisme tersebut.
Dua pejabat The Fed yakni Thomas Barkin yang menjabat sebagai Gubernur The Fed Richmond dan Susan Collins, Gubernur The Fed Boston, menilai Bank Sentral masih perlu memastikan laju disinflasi, yang secara tak terduga menurun cepat tahun lalu, berlangsung di sektor lebih luas termasuk di sektor jasa dan perumahan. 'Syarat' baru itu mereka butuhkan sebelum akhirnya memutuskan memulai penurunan suku bunga acuan.
"Saya berharap tetapi masih mencari lebih banyak keyakinan bahwa perlambatan inflasi meluas dan berkelanjutan," kata Barkin dalam pidatonya pekan lalu.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television, Barkin mengatakan bahwa ia ingin melihat tren tersebut "Berlanjut dan meluas" ketika para pembuat kebijakan mendapatkan data "Beberapa bulan lagi."
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, perhatian investor minggu ini akan tertuju pada rilis data inflasi (Consumer Price Index/CPI) Januari yang dijadwalkan dirilis pada Selasa dan data Penjualan Ritel di AS yang dijadwalkan dirilis Kamis.
“Data inflasi ini akan membantu investor mengidentifikasi arah pergerakan kebijakan moneter dari Bank Sentral AS (Federal Reserve). Inflasi Utama diprediksi akan naik 2,9% yoy di bulan Januari, merosot ke bawah 3% untuk pertama kalinya sejak Maret 2021. Inflasi Inti diprediksi akan turun menjadi 3,7% yoy di bulan Januari, terendah sejak April 2021,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Penurunan inflasi bersama dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan akan membantu menjelaskan perbaikan pada data Indeks Kepercayaan Konsumen (Consumer Confidence Index) AS belakangan ini. Rilis hasil survei Consumer Confidence Index AS yang dilakukan oleh University of Michigan pada hari Jumat nanti diprediksi akan keluar mencapai level tertinggi sejak Juli 2021.
Dari dalam negeri, trader juga terlihat menahan diri menunggu hasil Pemilu yang akan digelar esok hari dan menghasilkan hitung cepat perkiraan pemenang Pemilu dan Pilpres 2024.
Pada Pemilu esok hari, Rabu 14 Februari, masyarakat akan melakukan pemungutan suara untuk Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif– tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten dan kota. KPU mencatat jumlah pemilik hak suara yang masuk pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 204.807.222 orang.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,86% ke 7.297 disertai dengan munculnya volume pembelian, pergerakan IHSG pun masih cenderung uptrend dan masih berada di atas MA-20-nya.
“Pada skenario hitam, posisi IHSG saat ini sedang berada di akhir wave b dari wave (ii) untuk menguji 7.338, meskipun masih berlanjut menguat namun waspadai akan adanya koreksi ke rentang terdekatnya di 7.190-7.247,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (13/2/2024).
Herditya juga memberikan catatan, namun, apabila IHSG masih mampu berada di atas 7.099, maka IHSG berpeluang kembali menguat membentuk skenario merah untuk menguji 7.420-7.500.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya memberikan rekomendasi saham hari ini, ESSA, MEDC, PGAS, dan SMGR.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, IHSG berpotensi konsolidasi pada rentang 7.300-7.330 pada perdagangan di Selasa (13/2).
“IHSG ditutup menguat ke level 7.297,67 pada Senin (12/2). Secara teknikal, terdapat pelebaran positif slope pada MACD, yang memberikan sinyal penguatan. Meskipun demikian, investor perlu mencermati risiko volatilitas menjelang pelaksanaan Pemilu pada Rabu (14/2). Sehingga, IHSG diperkirakan akan melanjutkan fase konsolidasinya pada Selasa (13/2) dengan rentang pergerakan di area 7.300 - 7.330,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi NISP, BJBR, INCO, ANTM, MDKA, PGEO dan HRUM.
(fad/wdh)