Target Pertumbuhan Tinggi, Tapi Partisipasi Kerja Merosot
Dian Sari Pertiwi
05 December 2025 17:20

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah menetapkan target pertumbuhan di kisaran 5,2-5,6% pada tahun depan. Target ini mungkin bukan sekadar angka yang bersifat teknokratis, tapi juga bisa jadi simbol keyakinan jika ekonomi nasional bisa melaju kencang walaupun ekonomi dunia justru sedang melambat.
Tapi, bagaimana dan dengan siapa Indonesia akan mencapai pertumbuhan itu?
Ini jadi pertanyaan mendasar. Sebab, saat pemerintah menyebarkan narasi optimisme, bahkan Presiden Prabowo mencanangkan target pertumbuhan hingga 8%, data pasar tenaga kerja justru memberi indikasi sebaliknya.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2025 membuka data bahwa meski Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) diklaim turun 0,06% menjadi 4,85%, tapi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga turun menjadi 70,59% per Agustus 2025 dari 70,63% dari periode sama tahun 2024. Turunnya angka TPAK ini mengindikasikan semakin banyak penduduk usia kerja yang keluar dari pasar tenaga kerja. Sehingga menjadi tanda semakin besar potensi tenaga kerja yang belum termanfaatkan.
Di sisi lain, angka penurunan TPT juga dapat bersifat semu lantaran data lainnya menunjukkan indikasi penurunan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, dengan adanya peningkatan jumlah tenaga kerja informal.






























