Logo Bloomberg Technoz

Tanpa Hal Ini, Ekonom Sebut Ekonomi RI Susah Tumbuh 7%

Azura Yumna Ramadani Purnama
07 February 2024 12:41

Siswa berswafoto di depan layar pergerakan perdagangan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Siswa berswafoto di depan layar pergerakan perdagangan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonomi Indonesia tumbuh 5,05% pada 2023. Ke depan, perlu prasyarat agar pertumbuhan ekonomi bisa dipacu lebih tinggi.

Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB, menyebut prasyarat tersebut adalah pendalaman pasar keuangan. Saat ini, pasar keuangan Tanah Air masih terlalu dangkal, banyak aset yang belum terhubung ke sektor riil.

"Bagaimana mau tumbuh 7% kalau leverage, in positive way, terbatas? Financial sector Indonesia hanya 77% dari PDB (Produk Domestik Bruto), di Malaysia sudah 200% lebih," tegas Enrico dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Dengan pendalaman pasar keuangan, lanjut Enrico, maka dunia usaha bisa mengakses berbagai produk yang sesuai dengan kebutuhan pembiayaan mereka. Dengan demikian, sektor riil juga akan ikut merasakan dampaknya.

"Menurut World Bank, kita masih under potential. Bukan hanya credit to GDP, tetapi masih banyak lagi," katanya.