Menurut Perry, penguatan rupiah juga didukung oleh kebijakan stabilitas BI dan masuknya portofolio asing ke pasar keuangan nasional. Berdasarkan data BI hingga 12 Januari 2024, terdapat portofolio asing Rp15,39 triliun. Angka ini terdiri dari aliran modal asing masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) Rp2,58 triliun, pasar saham Rp6,04 triliun, dan Sekuritisasi Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp6,89 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan yang juga Anggota KSSK Sri Mulyani Indrawati memaparkan stabilitas nilai tukar rupiah terjaga, sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter yang ditempuh BI dan kerja sama dengan pemerintah
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir 2023 menguat 1,11% dibanding akhir tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
"Ini berarti nilai tukar rupiah hingga akhir 2023 lebih baik dibanding penguatan beberapa mata uang di Asean, seperti bath Thailand yang hanya menguat 0,76p% dan peso Filipina yang menguat 0,62%," sebut Sri Mulyani.
Menurut dia, penguatan rupiah didukung oleh kebijakan stabilisasi BI dan kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, baik pasar saham maupun surat berharga, sejalan dengan imbal hasil yang menarik.
"Kinerja serta prospek perekonomian Indonesia yang positif juga menjadi penopang menguatnya nilai tukar rupiah," tegas Sri Mulyani.
(lav)
