Logo Bloomberg Technoz

RI Paling Banyak Impor HP dari China, Capai Rp30,22 Triliun

Azura Yumna Ramadani Purnama
15 January 2024 13:25

Smartphone Huawei Mate 60 Pro (Bloomberg Mercury)
Smartphone Huawei Mate 60 Pro (Bloomberg Mercury)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai impor smartphone atau HP ponsel asal China sepanjang tahun 2023 mencapai US$1,95 miliar (sekitar Rp30,22 triliun). Aktivitas impor barang asal China total mencapai US$62,18 miliar (sekitar Rp963,7 triliun).

Menurut  Deputi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bidang Statisik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, barang jenis smartphone atau HP yang masuk pasar Indonesia mewakili 3,14% dari total keseluruhan impor China.

“Sepanjang tahun 2023 tiga besar utama Indonesia mengimpor dari negara Tiongkok 28,02%, Jepang 7,41%, Thailand 4,57%,” kata dia. “Dari Tiongkok, komoditas yang paling banyak diimpor adalah smartphone.”

Pada urutan barang impor yang berasal dari China adalah peralatan laptop dengan porsi 1,64%, kemudian suku cadang transmisi (1,36%), alat mekanikal sekop (1,23%), bawang putih (1,4%).

Berikut lima negara asal impor barang paling besar selama 2023:

  1. China: Senilai US$62,18 miliar (28% terhadap total impor)
  2. Jepang: Senilai US$16,44 miliar (7,4% terhadap total impor)
  3. Thailand: Senilai US$10,14 miliar (4,5% terhadap total impor)
  4. Korea Selatan: Senilai US$9,57 miliar (4,3% terhadap total impor)
  5. Amerika Serikat: Senilai US$9,22 miliar (4,16% terhadap total impor)

Pada bagian lain lima negara asal impor yang mencatatkan kenaikan terbesar sepanjang tahun 2023 adalah Oman, Gabon, Italia, Prancis dan Angola.

  1. Oman mencatatkan kenaikan impor US$472 juta (34,3% C-to-C) menjadi US$1,85 miliar atau naik US
  2. Gabon mencatatkan kenaikan impor US$423 juta (92% C-to-C) menjadi US$880 juta
  3. Italia mencatatkan kenaikan impor US$404 juta (27% C-to-C) menjadi US$1,89 miliar
  4. Prancis mencatatkan kenaikan impor US$333 juta (25% C-to-C) menjadi US$1,66 miliar
  5. Angola mencatatkan kenaikan impor US$332 juta (36% C-to-C) menjadi US$1,2 miliar.