Logo Bloomberg Technoz

Wawancara Eksklusif

Jahja Setiaatmadja Bicara Soal Masa Depan Bank Digital RI

Krizia Putri Kinanti
08 March 2023 13:41

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, Jahja Setiaatmadja. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, Jahja Setiaatmadja. (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada kinerja keuangan perbankan. Namun bagai pisau bermata dua, pandemi juga mendorong transformasi digital perbankan berlangsung lebih cepat.

Bagi Jahja Setiaatmadja, transformasi digital adalah sebuah keniscayaan, tapi menjaga aspek kemanusiaan (human touch) dalam bisnis perbankan adalah suatu hal penting yang harus dijaga. Menurutnya kombinasi human touch dan teknologi digital merupakan rumus kunci bagi PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk tetap memenuhi kebutuhan nasabah di tengah masa yang menantang seperti saat ini.

Strategi itu pun membuahkan hasil. Kinerja BCA tetap cemerlang di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir. Meski sempat mencatatkan penurunan penyaluran kredit di awal pandemi, kinerja bank milik Group Djarum tersebut mampu mempertahankan stabilitasnya. Pertumbuhan aset bank milik Group Djarum tersebut terus melesat hingga 30% dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Laba yang dicetak pun sempat menyentuh Rp31 triliun pada awal pandemi.

Alhasil saham emiten berkode BBCA itu menjadi incaran para investor yang memegang prinsip fundamental sebagai acuan dalam berinvestasi. Harga saham BCA pun semakin terjangkau para investor usai perseroan melakukan aksi korporasi memecah nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5 pada tahun lalu. Berdasarkan data BEI, Bank BCA tercatat sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di bursa Tanah Air saat ini, dengan nilai mencapai Rp 1,034 triliun per Rabu (8/3/2023).

Jahja telah menjabat sebagai Presiden Direktur BCA lebih satu dekade. Sebagai bankir veteran ia telah melalui sejumlah krisis, mulai dari krisis moneter 1998, krisis keuangan global hingga yang terakhir krisis akibat pandemi Covid-19.