Lalu, KA LRT Sumatra Selatan (Bandara—DJKA pp), KA Bathara Kresna (Purwosari—Wonogiri pp), dan KA Lembah Anai (Bandara Internasional Minangkabau—yu Tanam pp) yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
Kemudian, KA perintis lainnya adalah KA Makassar—Parepare yang akan mulai dioperasikan oleh Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulawesi Selatan dalam waktu dekat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 249 Tahun 2022 tentang Penugasan kepada KAI untuk Menyelenggarakan Layanan Angkutan Perintis Bidang Perkeretaapian Tahun Anggaran 2023, KAI akan menerima Rp124,07 miliar untuk subsidi KA perintis.
Terkait dengan keberlanjutan layanan KA perintis, Djarot mengungkapkan bahwa DJKA terus mengupayakan pertumbuhan tingkat okupansi masing-masing KA perintis sehingga dapat dikonversi menjadi layanan KA kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO) maupun ekonomi komersial.
Per tahun ini, sudah ada total tiga layanan KA perintis yang sudah terkonversi menjadi KA PSO, yaitu KA Jenggala (Mojokerto—Sidoarjo pp), KA Siliwangi (Bogor—Sukabumi pp), dan KA Minangkabau Ekspress (Bandara Internasional Minangkabau—Pulau Aie (Padang) pp).
"Integrasi dengan moda transportasi lain terus kami lakukan seperti pada LRT Sumsel untuk mendongkrak tingkat okupansi layanan KA ini, sehingga harapannya dapat segera beralih menjadi KA PSO," ujar Djarot.
(rez/wdh)
