Logo Bloomberg Technoz

Gegara Biodiesel, Ekspor CPO Terjun Bebas Sejak September 2023

Pramesti Regita Cindy
30 April 2024 17:50

Tangki penyimpanan biodiesel portabel di Maribaya, Jawa Barat./Bloomberg-Dimas Ardian
Tangki penyimpanan biodiesel portabel di Maribaya, Jawa Barat./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono memaparkan perkembangan kinerja ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan produk turunannya yang kian menurun akibat makin tingginya kebutuhan untuk biodiesel di dalam negeri.

Menurut Eddy, ekspor CPO dan produk turunannya sudah terjun bebas sejak September 2023, lantaran konsumsi domestik CPO untuk biodiesel sejak Juni tahun lalu sudah lebih tinggi dibandingkan dengan serapan untuk pangan.

"Porsi ekspor terhadap produksi turun sejak September 2023. Porsi Ekspor terhadap produksi pada Februari 2024 sebesar 50,9%. Biasanya kita bisa ekspor 70,9%," jelas Eddy, Selasa (30/4/2024).

"[Kebutuhan CPO untuk ] biodiesel sejak Juni 2023 sudah lebih tinggi dari konsumsi untuk pangan. Dengan mandatori B35 saja [serapan CPO yang seharusnya untuk ekspor] sudah lebih tinggi untuk biodiesel, bagaimana kalau naik ke B40? Akan lebih tinggi lagi," jelasnya.

Seorang pekerja mengisi bahan bakar kendaraan saat uji jalan biodiesel berbahan dasar sawit 40% di Maribaya (Dimas Ardian/Bloomberg)

Untuk diketahui, sejak Desember 2022, pemerintah Indonesia mulai gencar menyuarakan transisi B30 menjadi B35 untuk digunakan masyarakat luas.