Logo Bloomberg Technoz

Adapun untuk surat utang berdenominasi dolar AS, INDON, semua tenor mencatat penurunan yield dipimpin oleh tenor terpanjang 30 tahun yang terpapas 8,6 bps menjadi 5,41%.

Sentimen China

Tekanan yang dihadapi oleh rupiah dan mata uang Asia hampir sepanjang hari ini kemungkinan karena tekanan sentimen dari langkah Moody's yang memangkas outlook kredit China menjadi negatif. 

Mata uang Asia yang seharusnya menguat karena data ekonomi AS memperlihatkan pasar tenaga kerja semakin melemah, kehilangan momentum dan akhirnya tertekan di kisaran yang ketat. 

Di saat yang sama, pelaku pasar terlihat menahan diri untuk tidak terjebak euforia berlebihan dalam menilai skenario pivot The Fed, jelang berlangsungnya FOMC pada 13 Desember nanti.

Namun, jelang penutupan pasar, sentimen negatif China terlihat memudar dan valuta Asia bergerak menguat meski tipis. Penguatan terutama dicatat oleh baht Thailand yang naik nilainya 0,37%, disusul oleh yuan offshore yang bergerak naik 0,14%. Sementara dolar Hong Kong juga menguat 0,11%, disusul rupee India yang bergerak naik nilainya 0,11%.

Sementara yuan China masih tertekan dengan pelemahan 0,13%, disusul oleh won Korea Selatan yang tergerus dengan nilai sama, juga ringgit Malaysia yang lesu kehilangan 0,1% nilai juga dong Vietnam yang melemah 0,05%. 

Nanti malam, perhatian para pelaku pasar akan terarah pada data neraca perdagangan Amerika Serikat, lalu pengajuan KPR Amerika dan ADP Employment Change yang akan memperlihatkan kondisi pasar tenaga kerja AS lebih detil.

Moody's bukan hanya memangkas outlook kredit China. Lembaga pemeringkat global itu pada November lalu juga memangkas peringkat kredit AS menjadi negatif. Ada dua faktor utama dari keputusan ini, yaitu peningkatan defisit fiskal AS dan kurang jelasnya kerangka fiskal jangka menengah AS.

Moody's memperkirakan defisit fiskal AS akan tetap tinggi. Dalam konteks bunga acuan yang lebih tinggi, tanpa langkah-langkah kebijakan fiskal yang efektif untuk mengurangi pengeluaran pemerintah atau meningkatkan pendapatan, mereka memperkirakan bahwa defisit fiskal AS akan tetap sangat besar, sehingga secara signifikan melemahkan keterjangkauan utang.

Moody's menilai bahwa gangguan ekonomi ini akan terjadi pada saat yang penuh tantangan bagi investor, yang harus menghadapi kombinasi defisit fiskal AS yang besar dan inflasi yang terus-menerus.

(rui)

No more pages