Logo Bloomberg Technoz

Sementara realisasi belanja subsidi energi untuk BBM dan LPG tabung 3 kilogram juga tercatat turun 24,7% dibanding tahun lalu, dengan nilai belanja mencapai Rp53,64 triliun, setara 38,48% dari pagu. Dengan kata lain, ruang alokasi belanja subsidi BBM masih tersedia.

APBN 2023 juga masih mencatat surplus sampai September lalu sebesar Rp67,7 triliun setara 0,32% dari Produk Domestik Bruto. Sampai akhir tahun, APBN diperkirakan akan mencatat defisit APBN sebesar 2,3% dari PDB, atau bahkan lebih rendah dari angka itu.

"Penurunan realisasi subsidi BBM dan subsidi LPG tabung 3 kilogram di antaranya dipengaruhi oleh penurunan ICP yang rata-rata turun sebesar 26,24% year-on-year selama periode Januari-Agustus 2023. Selain itu, apabila dilihat dari sisi volume, konsumsi jenis BBM tertentu yaitu minyak tanah, solar dan biosolar, mengalami penurunan 2,61% per Agustus 2023, namun konsumsi LP tabung 3 kilogram mengalami kenaikan 5,86%," demikian dijelaskan Kementerian Keuangan dalam APBN Kita edisi September yang dirilis pekan lalu.

Dalam kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata menyatakan, yang perlu menjadi perhatian adalah pergerakan nilai tukar rupiah bila menyoal harga BBM subsidi meskipun harga minyak dunia juga tengah naik.   

“Sampai September, rata-rata ICP [harga minyak Indonesia] adalah US$ 77,7/barel. Masih di bawah asumsi yang US$ 90/barel,” kata Isa.

Namun, pergerakan kurs dolar AS sejauh ini diakui sudah melampaui asumsi kurs dalam APBN 2023 di angka Rp 14.800/US$. "Mudah-mudahan dampaknya tidak terlalu besar. Kalau ada kenaikan itu lebih karena kurs, sementara ICP tidak terlalu tinggi,” tuturnya.

Sepanjang tahun ini, pergerakan nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS di pasar spot berada di kisaran Rp15.184/US$. Kurs dolar AS itu lebih mahal 2,6% dibandingkan asumsi nilai tukar rupiah dalam APBN 2023 yang dipatok di Rp14.800/US$. Bahkan bila melihat tren kurs dolar AS sebulan terakhir, jaraknya mencapai 6% lebih mahal dibanding asumsi anggaran negara.

Sementara pergerakan harga minyak dunia jenis Brent, yang lebih dekat trennya dengan Indonesia Crude Price (ICP), sepanjang tahun ini berada di US$80,97 per barel, masih di bawah asumsi ICP dalam APBN 2023 sebesar US$90 per barel.

Selama Oktober, minyak dunia berjenis Brent juga mulai melandai dengan bergerak rata-rata di kisaran US$88,72 per barel, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$91,43 per barel.

Mengacu pada dua faktor itu, potensi kenaikan BBM nonsubsidi akan lebih besar. "Harga BBM nonsubsidi diproyeksi makin meningkat karena biaya impor BBM naik, apakah kenaikan berkisar Rp1.000-Rp2.000 per liter bergantung dari kebijakan PT Pertamina," kata Bhima.

Pertamina sudah menaikkan harga BBM nonsubsidi selama tiga bulan berturut-turut sejak Agustus hingga Oktober lalu. Dengan tren harga minyak dunia yang masih tinggi ditambah pelemahan tajam nilai tukar rupiah, besar kemungkinan harga BBM nonsubsidi kembali melesat.

Sebagai informasi, impor minyak mentah oleh Pertamina selama September lalu melonjak 94,4% dibandingkan bulan sebelumnya menembus US$1,28 miliar. Lonjakan itu dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak dunia ditambah pelemahan nilai tukar rupiah. 

Potensi berlanjutnya kenaikan harga BBM nonsubsidi di kala harga BBM subsidi kemungkinan dipertahankan dengan pertimbangan politik, tetap menuai risiko perihal lonjakan kuota BBM subsidi.

"Harus diwaspadai kalau pemerintah membiarkan selisih harga antara BBM subsidi dan BBM nonsubsidi makin jauh maka konsumen akan berpindah ke BBM subsidi," kata Bhima. 

Peralihan konsumsi ke BBM subsidi bisa melonjakkan kuota BBM yang dikatrol harganya oleh pemerintah. Selain itu, bisa memicu pula risiko kelangkaan BBM di daerah yang dapat berdampak pada inflasi.

Sebagai gambaran, saat ini harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax dibanderol di kisaran Rp14.000 per liter, selisihnya mencapai 40% lebih mahal dibanding Pertalite yang masih di Rp10.000 per liter. Bila selisihnya semakin jauh, masyarakat bisa terdorong beralih mengkonsumsi BBM subsidi karena lebih murah.  

(rui/aji)

No more pages