Hal ini memicu kekhawatiran bahwa China sedang memasuki "resesi neraca" seperti yang dialami Jepang beberapa dekade lalu. Dalam situasi seperti itu, rumah tangga cenderung tak berinvestasi atau berbelanja sehingga mengarah ke periode deflasi dan kelesuan ekonomi yang berkepanjangan.
Survei terbaru ini menambah tanda-tanda awal perbaikan. Data resmi dari pemerintah China juga menunjukkan ekonomi pulih pada bulan Agustus, berkat booming perjalanan musim panas dan dorongan stimulus yang lebih besar.
Produksi pabrik dan pertumbuhan penjualan ritel melebihi ekspektasi bulan lalu dan permintaan kredit meningkat, tetapi tantangan tetap ada karena sektor properti terus merana.
Survei World Economics menunjukkan sektor jasa China mendorong rebound, dengan indeks harga naik menjadi 53,2 pada bulan September.
Sementara itu, indeks pertumbuhan penjualan semua sektor meningkat menjadi 53,1, didukung oleh ekspansi di sektor jasa yang berada di level tertinggi lima bulan, meskipun industri manufaktur cenderung datar.
--Dengan asistensi James Mayger.
(bbn)