Logo Bloomberg Technoz

Momok Inflasi Pangan dan BBM Semakin Bebani Kekuatan Rupiah

Ruisa Khoiriyah
07 September 2023 08:48

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah hari ini kemungkinan masih akan sulit berbalik menguat di tengah sentimen pasar yang masih dibayangi kecemasan menyusul kenaikan harga minyak dunia yang dikhawatirkan akan mengerek lagi inflasi global.

Hari ini pelaku pasar akan menanti rilis data terbaru posisi cadangan devisa RI yang akan memperlihatkan sejauh mana dampak tekanan eksternal yang dihadapi rupiah selama Agustus memengaruhi fx reserve Indonesia.

Arus keluar modal asing terlihat masih berlangsung dengan kemerosotan minat investor dalam lelang surat utang negara pekan ini. Tren pelemahan valuta berlangsung di hampir semua kawasan emerging market Asia terutama didorong oleh kecemasan adanya reakselerasi inflasi yang bisa membuka peluang kenaikan bunga acuan lagi, akibat harga minyak yang menguat dan tekanan inflasi pangan. Minyak jenis Brent pagi ini terlihat masih bertahan di level tinggi di US$ 90,77 per barel. 

Secara teknikal, rupiah juga masih akan menunjukkan potensi pelemahan dengan target koreksi terdekat menuju Rp15.320-Rp15.355/US$ pada trendline garis ungu. Level support selanjutnya menarik dicermati pada Rp15.380/US$.

Sementara dalam jangka pendek, rupiah memiliki resistance potensial pada level Rp15.248/US$ dan Rp15.194/US$ sebagai resistance terkuat pada MA-200, tercermin dari time frame daily dan menggaris chart dalam tren satu tahun ke belakang, apabila berhasil break resistance tersebut, berpotensi menuju Rp15.158/US$.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Kamis 7 September (Divisi Riset Bloomberg Technoz)

Arus keluar modal asing